Kisah Drogba, Hentikan Perang Saudara usai Bawa Pantai Gading ke PD 2006

Drogba jadi aktor saat Pantai Gading lolos ke Piala Dunia 2006.

Rauhanda Riyantama | BolaTimes.com
Jum'at, 19 November 2021 | 12:30 WIB
Didier Drogba/Twitter

Didier Drogba/Twitter

Bolatimes.com - Didier Drogba merupakan salah satu pemain hebat yang lahir dari Afrika. Kehebatannya tak hanya ditunjukkan di atas lapangan, melainkan juga luar lapangan saat menghentikan perang saudara di tanah kelahirannya, Pantai Gading.

Bagi penikmat Premier League awal 2000 an, tentu tak asing dengan sosok Drogba. Ia menjadi salah satu elemen keberhasilan Chelsea merajai sepak bola Inggris.

Drogba mendarat di Chelsea pada 2004 setelah Jose Mourinho lebih memilihnya ketimbang Ronaldinho ataupun penyerang hebatnya yang direkomendasikan Roman Abramovich kala itu.

Baca Juga: Galak! Antonio Conte Tegur John Terry yang Kebanyakan Makan Biskuit

Meski sempat diragukan di awal, Drogba mampu menjadi kunci keberhasilan Chelsea menjuarai Premier League di tahun 2005, 2006, 2010, 2014 dan juga Liga Champions pada 2012.

Di level internasional, namanya pun harum dengan membawa Pantai Gading untuk pertama kalinya tampil di ajang Piala Dunia yang saat itu dilangsungkan di Jerman pada 2006.

Di 2010, Drogba lagi-lagi mengilhami Pantai Gading menembus Piala Dunia yang diselenggarakan di Afrika Selatan. Semua pencapaian ini membuatnya dicap bak pahlawan oleh negaranya.

Baca Juga: Eks Ajax Quincy Promes Terancam 3,5 Tahun Penjara karena Tikam Sepupu

Sematan ‘Pahlawan’ itu bukanlah isapan jempol belaka. Apalagi mengingat sepak terjang Didier Drogba yang berhasil menghentikan perang saudara di Pantai Gading.

Pemain Chelsea, Didier Drogba berfoto bersama trofi liga primer Inggris pada tahun 2015 (AFP)
Pemain Chelsea, Didier Drogba berfoto bersama trofi liga primer Inggris pada tahun 2015 (AFP)

Menghentikan Perang dengan Pidato Luar Biasa

Pada 2005, tim nasional Pantai Gading dihuni oleh pemain-pemain yang punya label generasi emas. Saat itu, Les Elephants dihuni pemain seperti Didier Drogba, Kolo Toure, Emmanuel Eboue dan Didier Zokora.

Baca Juga: Resmi, Pelatih Keturunan Indonesia Gantikan Gerrard di Rangers

Pemain bintangnya itu semuanya hampir bermain di Premier League. Dengan fakta tersebut, Pantai Gading diharapkan bisa lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Dalam usahanya menembus Piala Dunia untuk pertama kalinya, generasi emas Pantai Gading ini dihadapkan pada musibah kemanusiaan, di mana negaranya tengah dilanda perang saudara.

Perang saudara itu terjadi sejak tahun 2002 di mana Pantai Gading terpecah menjadi dua fraksi dengan pemerintahan Presiden Laurent Gbagbo di selatan dan pemberontak bernama New Forces of Ivory Coast yang dipimpin Guillaume Soro menguasai daerah utara.

Baca Juga: Kisah Davide Gualtieri, Pencetak Gol Tercepat Timnas San Marino

Perang saudara ini pecah pada 19 September 2002 dengan adanya serangan pemberontak ke seluruh negeri. Perang ini sempat berakhir pada 2004, namun kembali meningkat pada 2005.

Kondisi di negaranya itu membuat para pemain Pantai Gading berada dalam tekanan mental yang luar biasa. Apalagi saat itu, Les Elephants akan menjalani partai hidup mati melawan Sudan.

Saat itu, Pantai Gading tertinggal satu poin atas Kamerun yang di saat bersamaan akan menghadapi Mesir di babak Kualifikasi Piala Dunia 2006.

Secara matematis, Pantai Gading bisa saja lolos ke Piala Dunia andai menang lawan Sudan dan Kamerun tidak menang atas Mesir.

Dengan kondisi tertekan akibat kondisi negaranya, generasi emas Pantai Gading pun bertanding melawan Sudan demi meraih kemenangan. Singkat cerita, Les Elephants menang 3-1.

Namun kemenangan belum cukup memastikan Pantai Gading ke final. Setelah laga usai, seluruh skuad Les Elephants berkumpul di ruang ganti mendengarkan radio untuk mengetahui hasil Kamerun melawan Mesir.

Didier Drogba saat menerima penghargaan player of the year pada 4 Januari 2018 (Cristina Aldehuela/AFP)
Didier Drogba saat menerima penghargaan player of the year pada 4 Januari 2018 (Cristina Aldehuela/AFP)

Saat itu, Kamerun sedang imbang 1-1 dengan Mesir. Dan sesaat sebelum laga usai, Kamerun mendapat hadiah penalti di masa Injury Time.

Namun beruntung bagi Pantai Gading, sepakan penalti Pierre Worne hanya membentur tiang kiri gawang Mesir sehingga Kamerun hanya meraih hasil imbang.

Hasil imbang yang diterima Kamerun ini membuat Pantai Gading bersorak. Untuk pertama kalinya mereka berhasil menembus Piala Dunia.

Skuad Pantai Gading pun merayakan keberhasilan ini di kamar ganti. Saat kamera TV masuk ke kamar ganti, seluruh pemain Les Elephants meringkuk dan melingkar dengan merangkul bahu.

Di momen itu, Drogba berdiri dan memegang mikrofon mengeluarkan pidato yang luar biasa untuk seluruh masyarakat di Pantai Gading yang tengah dihadapkan pada perang saudara.

“Pria dan wanita Pantai Gading dari utara, selatan, tengah dan barat, kami membuktikan hari ini bahwa semua warga Pantai Gading dapat hidup berdampingan dan bermain bersama dengan tujuan lolos ke Piala Dunia,” bunyi pidato Drogba.

“Satu negara di Afrika dengan begitu banyak kekayaan tidak boleh berperang. Tolong taruh senjata kalian dan adakan pemilihan lagi. Kami ingin bersenang-senang, jadi berhentilah menembak,” lanjut pidato itu.

Keesokan paginya, situasi di Pantai Gading masih sama. Namun pidato Drogba itu terus diulang-ulang di televisi hingga membuat perubahan dan membuat kedua pihak setuju duduk berunding dan melakukan gencatan senjata.

Setelah Piala Dunia 2006, Pantai Gading membuktikan bahwa perdamaian bukanlah hal yang tabu. Hal itu terlihat saat Les Elephants menjalani pertandingan melawan Madagaskar di kandang.

Pantai Gading saat itu tak memilih Abidjan atau ibu kota sebagai tempat pertandingan, melainkan Bouake yang merupakan daerah pusat simbolis pemberontakan.

Di laga itu, Drogba mencetak gol di mana ia merayakannya dan berlari di stadion yang dibarengi masuknya para penonton ke lapangan untuk merayakannya bersama sang pahlawan.

Memang setelahnya Pantai Gading kembali dihadapkan pada perang saudara. Tapi setidaknya Drogba membuktikan ia mampu menghentikan konflik di negaranya lewat sepak bola.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Berbeda dengan Liga Indonesia--Super League yang akan menerapkan kebijakan 11 pemain asing di musim depan, negara tetangga Malaysia justru sebaliknya.

boladunia | 20:54 WIB

Malaysia dikabarkan ingin bisa menaturalisasi pemain muda berdarah Inggris-Malaysia

boladunia | 20:45 WIB

Meski mencetak kemenangan besar, Malaysia masih harus puas menjadi tim keempat terbaik di Asia Tenggara

boladunia | 19:36 WIB

Timnas U-23 Vietnam tengah memasuki tahap akhir persiapan jelang keberangkatan ke Indonesia untuk mengikuti Piala AFF U-23 2025

boladunia | 23:29 WIB

Kylian Mbappe, yang kini mengenakan seragam putih khas Madrid, punya peluang besar untuk bergabung dalam deretan bintang yang pernah "menyakiti" mantan

boladunia | 22:51 WIB

Diogo Jota, penyerang Liverpool asal Portugal, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil yang mengerikan bersama adik laki-lakinya, Andr Silva.

boladunia | 21:45 WIB

Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, mengungkapkan rasa bangga setelah timnya melaju ke final Piala Dunia Antarklub 2025

boladunia | 10:33 WIB

Timnas wanita Wales mengalami kecelakaan lalu lintas saat dalam perjalanan menuju stadion untuk sesi latihan melawan Prancis.

boladunia | 22:22 WIB

Salah satu nama yang mencuri perhatian dalam daftar tersebut adalah Can Armando Guner

boladunia | 22:00 WIB

Kepolisian Spanyol, Guardia Civil, pada Selasa (8/7) mengungkapkan hasil awal investigasi terkait kecelakaan maut Diogo Jota.

boladunia | 21:42 WIB

Bek muda Gabi Caschili (21 tahun) resmi tidak lagi menjadi bagian dari SC Cambuur.

boladunia | 20:06 WIB

Real Madrid akan menghadapi PSG di babak semifinal Piala Dunia Antarklub 2025, Kamis 10 Juli 2025.

boladunia | 09:55 WIB

Bintang muda Bayern Munich, Jamal Musiala, telah menjalani operasi dengan sukses setelah mengalami cedera serius

boladunia | 09:44 WIB

Masa depan Lionel Messi kembali menjadi bahan perbincangan.

boladunia | 21:41 WIB

Cristiano Ronaldo terlihat sedang menikmati liburan di atas kapal pesiar mewah

boladunia | 21:35 WIB

Buriram United, resmi mendatangkan bek kiri Timnas Indonesia, Shayne Pattynama.

boladunia | 21:07 WIB

Jamal Musiala diperkirakan akan absen setidaknya lima bulan usai insiden tersebut dalam laga Piala Dunia Antarklub melawan PSG

boladunia | 20:45 WIB

Penyerang Meksiko, Ral Jimnez, memberikan penghormatan emosional kepada mendiang Diogo Jota

boladunia | 12:22 WIB
Tampilkan lebih banyak