Taliban Berkuasa, Bagaimana Nasib Kompetisi Sepak Bola di Afghanistan?

Begini kondisi kompetisi sepak bola di Afghanistan sejak Taliban berkuasa.

Rauhanda Riyantama | BolaTimes.com
Rabu, 25 Agustus 2021 | 10:41 WIB
Potret pertandingan di Liga Afghanistan pada 2013. (NOORULLAH SHIRZADA / AFP)

Potret pertandingan di Liga Afghanistan pada 2013. (NOORULLAH SHIRZADA / AFP)

Bolatimes.com - Sepak bola menjadi sektor terdampak di Afghanistan seiring Taliban berkuasa. Meski begitu kompetisi di negara tersebut dikabarkan diizinkan tetap bergulir.

Tetap digelarnya kompetisi sepak bola di Afghanistan meski Taliban berkuasa dibuktikan dengan pertandingan lanjutan Liga Premier Herat pada 19 Agustus 2021.

Tepatnya pada laga Attack Energy Club melawan Herat Money Changers yang digelar di Stadion Herat dan dimenangi tim tuan rumah dengan skor 1-0.

Baca Juga: Karena Khabib, Petarung UFC Inggris Ini Dihujat dan Disebut Benci Muslim

semata wayang pertandingan itu tercipta dari titik penalti oleh Farzad Ataie, sekaligus membawa Attack Energy Club tampil di Liga Super Afghanistan 2021.

Seiring dengan keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan, beredar rumor yang menyebut jika kompetisi sepak bola bakal dilarang.

Rumor ini mencuat dengan menyebut Taliban sebelumnya telah melarang kompetisi sepak bola selama masa pemerintahan pertama mereka dari 1996-2001.

Baca Juga: Bikin Geger Netizen, Maria Vania Diam-diam Punya Tato di Paha

Meskipun pada akhirnya isu tersebut tidak dapat dibuktikan dan hanya isapan jempol belaka yang beredar luas di media.

Menurut laporan Marca, Carlos Igualada yang merupakan penulis buku 'Terorisme dan Olahraga' menyebut sepak bola digunakan Taliban untuk menyampaikan pesan.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Taliban tentunya kepada masyarakat Afghanistan selama periode pemerintahan pertama mereka.

Baca Juga: Jack Grealish Terciduk Selingkuh usai Bikin Gol Debut di Man City

"Sepak bola menjadi salah satu olahraga yang dipakai Taliban medio tahun 1996 dan 2001 untuk menarik perhatian masyarakat," ucap Carlos Igualada.

"Dan dengan cara ini menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan mereka kepada masyarakat," imbuhnya.

Meski begitu terdapat aturan khusus yang diterapkan Taliban dalam pertandingan yang digelar, dan jika dilanggar maka pemain akan dihukum.

Baca Juga: Liverpool Vs Chelsea, Menanti Duel Van Dijk dengan Lukaku

Aturan khusus itu berbentuk sebuah larangan bagi para pemain untuk mengenakan celana pendek, larangan ini bahkan sudah memakan korban.

Pada tahun 2000 silam, salah satu klub Pakistan yang bermaksud melakoni tur musim panas di Afghanistan justru ditangkap dan dicukur rambutnya.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk hukuman karena para pemain klub asal Pakistan tersebut mengenakan celana pendek.

Namun demikian, Taliban juga ikut memberikan pendanaan tim nasional Afghanistan seperti yang disampaikan kapten tim pada saat itu, Mohammad Isaq.

Tak berhenti sampai disitu, semua biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan total 12 klub yang berkompetisi didanai Taliban.

"Taliban memutuskan memberi gaji pada setiap pemain dan membiayai semua pengeluaran yang berasal dari pemeliharaan klub," ucap Mohammad Said.

"Terdapat total 12 tim yang berkompetisi, semuanya berada di Kabul." imbuhnya.

Keberhasilan Taliban yang diklaim sebagai kelompok ektrimis merebut kembali Afghanistan memang membuat banyak masyarakat negara tersebut ketakutan.

Di hari pertama Taliban berkuasa, ribuan masyarakat berbondong-bondong memilih pergi dari negara tersebut dan mencari suaka di tempat lain.

Tak sedikit korban yang berjatuhan, seperti salah satunya masyarakat yang nekat menumpang pesawat militer Amerika Serikat yang memutuskan pergi dari Afghanistan.

Kontributor: Eko
Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Masalah ini bukan hanya soal cuaca, tapi soal hukum negara bagian yang berada di atas yurisdiksi FIFA.

boladunia | 18:17 WIB

Salah satu media di Eropa mengkritik tajam keputusan PSSI-nya China tersebut.

boladunia | 15:15 WIB

Pertemuan emosional terjadi di Mercedes-Benz Stadium, Atlanta, saat Lionel Messi dan Luis Enrique kembali berjumpa

boladunia | 12:12 WIB

Cristiano Ronaldo belum habis di usia 40 tahun

boladunia | 06:52 WIB

Mantan pemain timnas Prancis, Jerome Rothen, melontarkan kritik pedas terhadap Lionel Messi.

boladunia | 20:37 WIB

Barcelona resmi mencapai kesepakatan dengan FC Kopenhagen untuk mendatangkan Roony Bardghji

boladunia | 19:38 WIB

Daiki Hashioka ikut andil saat Timnas Indonesia dikalahkan Jepang 0-4 di Stadion GBK pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

boladunia | 17:32 WIB

Wayne Rooney, membuat pernyataan mengejutkan saat ditanya siapa rekan duet favoritnya selama berkarier sebagai penyerang.

boladunia | 17:15 WIB

Sejarah terukir di Piala Dunia Antarklub 2025 saat pertandingan Auckland City kontra Boca Juniors.

boladunia | 15:59 WIB

Gianluigi Donnarumma, mengungkapkan kegembiraannya atas penunjukan Gennaro Gattuso sebagai pelatih baru Timnas Italia.

boladunia | 12:31 WIB

Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat kembali diterpa kekacauan.

boladunia | 12:22 WIB

Skandal seputar kematian legenda sepak bola dunia, Diego Armando Maradona, kembali mengguncang Argentina.

boladunia | 00:28 WIB

Inter Miami memastikan tempat di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025

boladunia | 13:21 WIB

Klub Liga Inggris, Chelsea menghadapi tantangan besar jelang laga penentu Grup D Piala Dunia Antarklub 2025.

boladunia | 12:50 WIB

Fase grup Piala Dunia Antarklub 2025 resmi berakhir setelah serangkaian laga penentu di matchday ketiga.

boladunia | 12:43 WIB

Inter Miami nyaris mencatat kemenangan besar, namun kebangkitan luar biasa Palmeiras di menit-menit akhir menggagalkan ambisi tersebut

boladunia | 12:35 WIB

PSG ke babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025 sebagai juara Grup B, usai menang 2-0 atas Seattle Sounders

boladunia | 11:06 WIB

Mimpi Atletico Madrid untuk melangkah lebih jauh di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 resmi pupus.

boladunia | 09:38 WIB
Tampilkan lebih banyak