7 Momen Bersejarah di Final Euro, Termasuk Lahirnya Tendangan Panenka

Istilah tendangan Panenka pertama muncul di final Euro 1976.

Rauhanda Riyantama | BolaTimes.com
Sabtu, 17 Juli 2021 | 17:00 WIB
Selebrasi bek Timnas Inggris, Luke Shaw usai cetak gol cepat lawan Italia di final Euro 2020. (ANDY RAIN / POOL / AFP)

Selebrasi bek Timnas Inggris, Luke Shaw usai cetak gol cepat lawan Italia di final Euro 2020. (ANDY RAIN / POOL / AFP)

Bolatimes.com - Euro 2020 telah usai di mana Timnas Italia keluar sebagai pemenang edisi ke-16 usai menang adu penalti atas Timnas Inggris.

Italia dipastikan membawa pulang trofi Henri Delaunay untuk kali kedua sepanjang sejarah setelah penalti Bukayo Saka mampi ditepis oleh Gianluigi Donnarumma.

Dalam final ini, Italia mengukir momen bersejarah mengingat sebelum Euro 2020, Gli Azzurri berada dalam krisis usai gagal menembus putaran final Piala Dunia 2018.

Baca Juga: Keji! Eks Pemain Sunderland Bunuh Ayah Kandungnya Gara-gara Mabuk

Di sisi lain, final Euro 2020 pun menjadi sejarah buruk bagi Inggris yang untuk pertama kalinya melaju ke final turnamen akbar.

Di final Euro 2020 yang berlangsung di kandang sendiri dan di hadapan puluhan ribu pendukungnya, Inggris juga kembali harus berpuasa gelar dan gagal merengkuh trofi pertamnya sejak Piala Dunia 1966.

Momen-momen di final Euro 2020 pun akan terus dikenang sebagai salah satu momen bersejarah baik itu menceritakan tawa ataupun luka.

Baca Juga: Resmi! Boaz Solossa Gabung Borneo FC

Berbicara mengenai momen-momen di final Euro, ada baiknya mengintip kembali momen bersejarah di final ajang empat tahunan tersebut sejak pertama kali bergulis di tahun 1960.

Berikut tujuh momen bersejarah sepanjang final Euro.

1.       Tendangan Penalti Antonin Panenka (1976)

Baca Juga: Asal-usul di Balik Istilah Tendangan Penalti Panenka

Antonin Panenka saat pertama kali memperkenalkan tendangan penalti Panenka. (Twitter/@ArndTheGrnds)
Antonin Panenka saat pertama kali memperkenalkan tendangan penalti Panenka. (Twitter/@ArndTheGrnds)

Pada Euro 1976, semua mata pecinta sepak bola saat itu dibuat terpana dengan aksi Antonin Panenka yang menentukan gelar juara bagi Cekoslowakia.

Di final Euro 1976 yang berlanjut ke babak drama adu penalti itu, Antonin Panenka yang menjadi eksekutor terakhir mampu memperdaya kiper Jerman Barat dengan mudah.

Antonin Panenka men-chip bola ke arah tengah gawang dan membuat kiper lawan mati langkah.

Baca Juga: 5 Kiper yang Sering Kebobolan di Euro 2020, Ada dari Tim Kuat Kroasia

kemenangan Cekoslowakia tersebut pun melahirkan teknik penalti yang saat ini dikenal sebagai penalti Panenka.

2.       Voli di Luar Nalar Marco van Basten (1988)

Belanda berhasil meraih titel internasional pertamanya pada Euro 1988 yang berlangsung di Jerman Barat.

Di babak final, Belanda berhasil mengalahkan Uni Soviet dengan skor 2-0 lewat Ruud Gullit dan Marco van Basten.

Di balik kemenangan ini, ada gol indah di luar nalar Van Basten di mana ia melepaskan tembakan voli dari sudut sempit.

Bola hasil tembakannya tersebut melewati kepala kiper lawan dan masuk ke gawang Uni Soviet. Hingga saat ini, gol tersebut menjadi salah satu gol terbaik di Euro dan sepanjang sejarah.

3.       Denmark Mengejutkan Eropa (1992)

Denmark sejatinya tak lolos ke Euro 1992 yang berlangsung di Swedia. Tim Dinamit bisa berpartisipasi karena Yugoslavia dicoret akibat perang sipil yang terjadi.

Siapa sangka, tiket ke putaran final Euro yang didapat secara tiba-tiba ini membawa Denmark sebagai kampiun Euro 1992.

Di babak final, Denmark mampu mengalahkan Jerman dengan skor 2-0. Karena memenangi gelar dengan status kuda hitam itulah, Denmark diberi julukan tim Dinamit.

4.       en yang Menangkan Prancis (2000)

Di Euro 2000, Prancis berhasil menjadi kampiun lewat sebuah aturan yang telah dihapus di sepak bola yakni en Goal.

en Goal itu sendiri dicetak oleh David Trezeguet di partai final saat Prancis berhadapan dengan Italia.

Prancis sejatinya sempat tertinggal dari Italia dan berhasil menyamakan kedudukan lewat Sylvain Wiltord yang bertahan hingga babak tambahan waktu.

Di menit ke-103, Trezeguet mampu mencetak en Goal yang membuat Prancis ditahbiskan sebagai kampiun Euro 2000.

5.       Yunani Menaklukan Eropa (2004)

Kisah kuda hitam Denmark kembali terulang di Euro 2004 yang berlangsung di Portugal. Kisah itu diulang oleh Yunani.

Yunani sejatinya hanyalah unggulan kedua dari bawah. Namun anak asuh Otto Rehhagel kala itu tampil di luar dugaan dan menjadi juara.

Di final, Yunani mengalahkan tuan rumah Portugal dengan skor tipis 1-0 lewat gol Angelos Charisteas. Tak ayal, keberhasilan Yunani ini pun disebut adanya campur tangan para dewa.

6.       Spanyol Back to Back Juara (2012)

Spanyol sempat mendominasi sepak bola dunia selama kurun waktu empat tahun. Dominasi ini berlangsung sejak 2008 hingga 2012.

Dominasi Spanyol dimulai ketika memenangkan Euro 2008 dan diteruskan di Piala Dunia 2010 di mana La Furia Roja keluar sebagai pemenang.

Siapa sangka, di Euro 2012 Spanyol mempertahankan gelar Euro kembali dan menjuarainya secara Back to Back usai mengalahkan Italia di final dengan skor telak 4-0.

7.       Tangis Cristiano Ronaldo (2016)

Pada Euro 2016, Cristiano Ronaldo menangis bahagia usai membawa Portugal meraih gelar internasional pertamanya.

Di partai final, Cristiano Ronaldo tak bisa banyak bermain karena harus ditarik keluar akibat cedera. Tangis kesedihan serta memori 2004 pun terulang di benaknya kala itu.

Namun, di babak perpanjangan waktu, Eder melepaskan sepakan roket mendatar yang gagal dibendung Hugo Lloris.

tersebut pun menghapus memori buruk serta tangisan di 2004 menjadi tangisan bahagia karena negara kelahirannya, Portugal, berhasil menjuarai Euro 2016.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Berita Rekomendasi
Berita Terkait TERKINI

Kapan pertandingan Piala Super Eropa 2025 akan digelar?

boladunia | 22:40 WIB

Bagi Rafael, kebiasaan ini terasa mengganggu.

boladunia | 22:16 WIB

Ronaldinho, yang bermain untuk Barcelona antara 2003 hingga 2008, memang fenomena.

boladunia | 21:14 WIB

Striker Uruguay, Darwin Nunez, resmi meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan raksasa Liga Pro Saudi, Al-Hilal,

boladunia | 19:35 WIB

Bayern Munich tampil superior dalam laga persahabatan internasional melawan Tottenham Hotspur, Jumat (8/8/2025) dini hari WIB.

boladunia | 21:20 WIB

Legenda sepak bola Belanda, Ronald Koeman, akan menerima Eredivisie Oeuvre Award

boladunia | 22:45 WIB

Rekan Kevin Diks di Gladbach itu secara tegas menyatakan hanya ingin bergabung dengan Ajax Amsterdam.

boladunia | 22:34 WIB

Fortuna Sittard buat gebrakan jelang kick off Eredivisie 2025.

boladunia | 22:30 WIB

Jamory L., pelatih asal Belanda berusia 44 tahun, ditahan oleh otoritas di Siprus atas dugaan kasus pelecehan seksual

boladunia | 22:24 WIB

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Jorge Costa, direktur sepak bola dan mantan kapten legendaris FC Porto, yang meninggal dunia

boladunia | 11:07 WIB

Dunia sepak bola dikejutkan dengan kabar kepindahan Son Heung-Min, kapten Tottenham Hotspur, ke Los Angeles FC

boladunia | 19:31 WIB

Barcelona menutup tur pramusim Asia mereka dengan penampilan gemilang, menghancurkan Daegu FC dengan skor telak 5-0

boladunia | 21:11 WIB

Kevin Diks bek Timnas Indonesia berusia 28 tahun, langsung mencuri perhatian sejak bergabung dengan Borussia Monchengladbach pada Juli 2025.

boladunia | 21:41 WIB

Cheuko dilarang berada di area teknis setelah insiden usai kemenangan Inter Miami 2-1 atas Club Atlas pada 30 Juli 2025.

boladunia | 19:04 WIB

Lionel Messi, kapten Inter Miami, terpaksa meninggalkan lapangan karena cedera hamstring hanya 10 menit setelah kick-off melawan Club Necaxa

boladunia | 18:03 WIB

Keputusan ini diambil menyusul performa buruk tim yang terpuruk dalam 10 laga tanpa kemenangan.

boladunia | 18:49 WIB

Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner, menjalani debutnya bersama klub Eredivisie Belanda, Fortuna Sittard

boladunia | 17:27 WIB

Fortuna Sittard resmi mendatangkan bek Timnas Indonesia, Justin Hubner

boladunia | 16:45 WIB
Tampilkan lebih banyak