Pelatih Akademi La Liga Ungkap Alasan Indonesia Tak Sehebat Spanyol

Padahal, Indonesia dan Spanyol memiliki budaya sepak bola yang mirip

Irwan Febri Rialdi | BolaTimes.com
Minggu, 21 Februari 2021 | 21:48 WIB
Tangkapan layar Eladio Antonio R.R, Head Coach Estrellas Del Futbol (EDF) LaLiga Academy saat tampil dalam sebuah acara webinar berjudul Akademi di Tengah Pandemi, Sabtu (20/2/2021) (Sumber: Dok. JOY)

Tangkapan layar Eladio Antonio R.R, Head Coach Estrellas Del Futbol (EDF) LaLiga Academy saat tampil dalam sebuah acara webinar berjudul Akademi di Tengah Pandemi, Sabtu (20/2/2021) (Sumber: Dok. JOY)

Bolatimes.com - Head Coach Estrellas Del Futbol (EDF) LaLiga Academy, Eladio Antonio R.R, mengungkapkan alasan mengapa sepak bola Indonesia tidak bisa semaju Spanyol. Padahal, ia merasa kedua negara ini memiliki kemirian.

Eladio Antonio R.R tengah berada di Indonesia. Ia membagukan ilmunya kepada anak-anak, terutama akademi sepak bola La Liga yang berada di Jakarta.

Eladio membeberkan alasan mengapa La Liga membuka akademi di Indonesia. Itu karena budaya sepak bola Indonesia dan Spanyol memiliki kemiripan, yakni gaya bermain yang cepat dari kaki ke kaki.

Baca Juga: Kontak dengan Orang Positif Covid-19, Asnawi Kembali Jalani Karantina

"Beda kalau di Inggris yang main bola-bola panjang diakhiri heading. Di Indonesia itu tidak bisa diterapkan, di Spanyol pun juga tak sempurna itu diterapkan," kata

"Apalagi PSSI juga ada program pengiriman pelatih-pelatih Indonesia untuk belajar pembinaan di Spanyol. Jadi masih ada kemiripan budaya sepak bolanya," kata Eladio saat menjadi salah satu pembicara dalam Webinar Akademi di Tengah Pandemi, Sabtu (20/2/2021).

Meski menerapkan konsep pembinaan La Liga, tetapi Eladio mengakui tak bisa merealisasikannya persis 100 persen.

Baca Juga: Bongkar Aibnya, Pele Mengaku Suka Selingkuh dan Tak Tahu Punya Berapa Anak

Perbedaan fasilitas hingga kultur masyarakatnya yang membuat Eladio harus pintar-pintar melakukan penyesuaian.

Dia mengambil contoh soal makanan bernutrisi dimana di Spanyol sangat diperhatikan betul. Berbeda dengan Indonesia, terutama kebiasaan para pemain yang gemar menyantao gorengan.

“Di Indonesia, tidak bisa dijalankan sempurna karena anak-anak makan dan minum di rumah masing-masing. Apalagai terkait budaya, di Indonesia anak-anak itu suka makan gorengan. Iya gorengan,” ungkap Eladio.

Baca Juga: Ghea Youbi Dijewer Gian Zola saat Ketahuan Tonton Video Nakal

“Makanya saya harus lihat apa yang bisa diterapkan akademi di Indonesia. Misal soal makan, kami hanya bisa berpesan jika mau bertanding itu 4 jam sebelumnya jangan makan dan minum yang berat,” paparnya.

Terkait dengan pembinaan usia dini, Eladio menekan adanya prinsip bahwa pemberian materi sepak bola untuk anak usia 6 tahun tidak boleh disamakan dengan usia yang jauh di atasnya.

Bahkan untuk penyampaian materi kepada peserta akademi juga harus dibedakan berdasarkan usianya.

Baca Juga: Asnawi Dapat Suntikan Semangat Usai Selesai Jalani Karantina di Korsel

“Bicara sepak bola untuk anak usia 6 dan 8 tahun tidak bisa masuk materi taktik. Tapi kalau usianya sudah di atasnya bisa lebih mudah mengajari. Lalu cara menyampaikan harus beda. Usia lebih kecil lebih sensitif karena kalau kita sampaikan lebih kasar maka anak-anak akan tak nyaman dengan kita,” tuturnya.

Selain Eladio, webinar yang diselenggarakan sejumlah jurnalis olahraga di Yogyakarta yang tergabung dalam JOY itu juga menghadirkan pembicara lainnya.

Seperti mantan pelatih PS Tira Rudy Eka Priyambada (Safin Pati Football Academy), Guntur Cahyo Utomo (Kepala Development Center PSS Sleman Academy) dan legenda Persebaya Surabaya Mat Halil (El-Faza FC).

“Youth development itu investasi untuk kesinambungan sepak bola secara global. Sehingga kami priortas di youth development,” sambung Guntur Cahyo Utomo dari PSS Sleman Academy.

“Berhentinya kompetisi tidak menyurutkan semangat Akademi PS Sleman untuk melakukan pembinaan pemain usia muda. Mereka tetap berlatih dengan sistem trial sejak September tahun lalu,” tambah dia.

Sementara itu Ketua JOY Gonang Susatio menambahkan dari webinar ini bisa diketahui bagaimana akademi atau diklat itu tetap berupaya melakukan pembinaan saat pandemi.

“Saat liga terhenti, ternyata mereka tetap aktif melatih dengan menerapkan protokol kesehatan. Artinya pasti ada yang berubah di tengah situasi seperti ini,” tandas dia.

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Presiden kehormatan FAM, Sri Hamidin Mohd Amin optimis Harimau Malaya dalam waktu tiga tahun akan tembus 100 besar ranking FIFA.

boladunia | 20:39 WIB

Malaysia U-23 telan pil pahit pada laga perdana grup A Piala AFF U-23 2025.

boladunia | 19:57 WIB

Chelsea sukses mengukir sejarah baru dengan menjuarai Piala Dunia Antarklub 2025 usai mengalahkan PSG.

boladunia | 18:52 WIB

Joao Pedro langsung catatkan sejarah bersama Chelsea dengan menjadi juara Piala Dunia Antarklub 2025.

boladunia | 18:44 WIB

Luis Enrique langsung memberikan klarifikasi dan melakukan pembelaan diri.

boladunia | 14:41 WIB

Berikut daftar Pemain Argentina U-17 di Turnamen U-20 LAlcudia

boladunia | 14:11 WIB

Mantan pelatih top dunia asal Belanda, Louis van Gaal, mengungkapkan bahwa dirinya telah berhasil melewati masa sulit melawan kanker

boladunia | 22:51 WIB

Eliano Reijnders dkk telah melakoni dua laga uji coba dengan meraih hasil imbang dan kemenangan.

boladunia | 22:44 WIB

Calvin Verdonk, bek Timnas Indonesia itu awalnya dirumorkan akan hengkang daru NEC di bursa transfer musim panas ini.

boladunia | 22:30 WIB

Enzo Fernandez mengaku sempat jatuh ke tanah karena pusing akibat suhu panas ekstrem yang disebutnya sangat berbahaya.

boladunia | 16:29 WIB

Lionel Messi dikabarkan akan kembali ke markas Barcelona, Nou Camp. Namun, La Pulga kembali bukan sebagai pemain.

boladunia | 15:56 WIB

Nahuel Molina dan keluarga menjadi korban perampokan bersenjata.

boladunia | 23:21 WIB

Berbeda dengan Liga Indonesia--Super League yang akan menerapkan kebijakan 11 pemain asing di musim depan, negara tetangga Malaysia justru sebaliknya.

boladunia | 20:54 WIB

Malaysia dikabarkan ingin bisa menaturalisasi pemain muda berdarah Inggris-Malaysia

boladunia | 20:45 WIB

Meski mencetak kemenangan besar, Malaysia masih harus puas menjadi tim keempat terbaik di Asia Tenggara

boladunia | 19:36 WIB

Timnas U-23 Vietnam tengah memasuki tahap akhir persiapan jelang keberangkatan ke Indonesia untuk mengikuti Piala AFF U-23 2025

boladunia | 23:29 WIB

Kylian Mbappe, yang kini mengenakan seragam putih khas Madrid, punya peluang besar untuk bergabung dalam deretan bintang yang pernah "menyakiti" mantan

boladunia | 22:51 WIB

Diogo Jota, penyerang Liverpool asal Portugal, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil yang mengerikan bersama adik laki-lakinya, Andr Silva.

boladunia | 21:45 WIB
Tampilkan lebih banyak