Bolaindonesia
Kantongi Identitas Pemilik Klub Liga 3 yang Gaji Pemain Rp250 Ribu Setahun, PSSI: Milik Pemain Naturalisasi Asal Kamerun
PSSI sudah mengantongi identitas pemilik klub Liga 3 yang cuma gaji pemainnya Rp250 ribu setahun, itu pun masih ditunggak.
Rauhanda Riyantama | Adie Prasetyo Nugraha

Bolatimes.com - PSSI mengonfirmasi telah mengantongi identitas pemilik klub Liga 3 yang menggaji pemainnya Rp250 ribu untuk satu tahun. Mirisnya, gaji sekecil itu pun masih ditunggak.
Menurut Sekjen PSSI, Yunus Nusi, klub tersebut berasal dari Pekanbaru. Dan pemiliknya merupakan pemain naturalisasi asal Kamerun.
Baca Juga
Persyaratan Kurang Banyak, PSSI Baru Lengkapi 2 dari 13 Berkas untuk Naturalisasi Pemain Keturunan
Klarifikasi Menyentuh Saddil Ramdani soal Sabah FC yang Tak Melepasnya ke Timnas Indonesia U-23
Agenda Timnas Indonesia U-23 sebelum TC di Kampung Halaman Shin Tae-yong
Demi Timnas, Jadwal Liga Thailand Disesuaikan Selama SEA Games 2021
Sebelumnya, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) melaporkan adanya upah tidak layak diberikan kepada pemain senilai Rp250 ribu selama satu tahun di Liga 3. Bahkan, nominal tersebut masih belum dibayar alias menunggak.
Meski sudah mengetahui klub dan identitas pemilik, PSSI tidak bisa menindak langsung. Pasalnya, Liga 3 termasuk amatir dan ada di bawah wewenang Asosiasi Provinsi (Asprov) setempat.
"Klub Liga 3 itu amatir. Itu sebabnya kami akan koordinasi dengan Asosiasi Provinsi (Asprov) setempat karena itu domain mereka," kata Yunus Nusi dalam keterangan resmi PSSI, Kamis (14/4/2022).
"Kami (PSSI) ingin kasus segera diselesaikan oleh pemilik klub," terang mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI tersebut.
Yunus berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi pemilik klub bahwa tidak mudah untuk mengelola sebuah tim karena membutuhkan biaya yang besar.
"Kalau Anda sudah terjun ke sepak bola nasional harus bertanggung jawab. Komitmen itu harus dipegang terus dan jangan sampai menyengsarakan pemain," sambungnya.
Sementara itu, APPI sampai dengan saat ini masih menunggu penyelesaian dari pihak klub buat melunasi tunggakan tersebut. Jika tidak barulah bakal naik ke tahap berikutnya.
"Saat ini kami masih mencoba karena ada prosesnya yakni bicara baik-baik. Jadi, mudah-mudahan yang berutang sadar," kata Deputy Chief Executive APPI, Gotcha Michel kepada awak media beberapa waktu lalu.
"Kalau tidak diselesaikan, akan menjadi berita besar. Tidak etis kalau kami sebut karena kami masih menunggu itikad baik. Kami masih dalam tahap mengumpulkan data. Clue-nya pemilik klub ada cukup mapan," pungkasnya.