Selain 76 Akun Medsos, PSSI Panggil Media Lain yang Tahu Match Fixing

PSSI tak hanya panggil 76 akun medsos yang mengetahui perihal dugaan pengaturan skor, tetapi juga seluruh media baik cetak atau elektronik yang punya informasi terkait praktek kotor itu.

Galih Priatmojo | BolaTimes.com
Jum'at, 21 Desember 2018 | 15:15 WIB
Kepala staff ketum PSSI, Iwan Budianto (suara.com)

Kepala staff ketum PSSI, Iwan Budianto (suara.com)

Bolatimes.com - Makin menyeruaknya soal isu dugaan pengaturan skor di kompetisi sepakbola Indonesia, PSSI berinisiatif untuk memanggil sejumlah akun yang menyebarkan isu tersebut. Kepala staff ketua umum PSSI, Iwan Budianto menyebut pemanggilan itu tak terbatas pada 76 akun melainkan juga media cetak dan elektronik.

PSSI menilai mereka yang menyebar isu tersebut memiliki bukti adanya match fixing. Oleh karenanya, PSSI akan sangat terbantu jika akun-akun tersebut mau terbuka.

Iwan mengaku sempat kesulitan jika memanggil akun-akun tersebut karena tidak dalam lingkup keluarga sepak bola. Namun, setelah adanya kerja sama dengan pihak kepolisian hal itu bisa dilakukan.

Baca Juga: Jurgen Klopp: Saya Harus Menghormati Manchester City

Sebelumnya, Kapolri Tito Karnavian menegaskan telah membuat satuan tugas (satgas) khusus untuk memberantas mafia sepak bola di Indonesia. Tentu, hal itu menurut Iwan sangat membantu PSSI.

"Dari media cetak dan elektronik, kemudian dari akun Twitter dan Instagram. Itu cukup membantu karena mereka seperti menyampaikan bahwa ada permainan dilakukan oleh seserorang dan sebagainya," kata Iwan.

"Kita mau memanggil mereka untuk membawa bukti agar menguatkan kita melakukan proses ini tidak sekedar fitnah sehingga benar-benar diproses dan semua yang terlibat kita hukum. Tapi seperti yang disampaikan pak Joko Driyono kita itu cuma punya badan yudisial namanya Komite Disiplin. Komdis gak mudah memanggil orang kecuali football family," tambahnya.

Baca Juga: Ranking FIFA: Ajaib, Indonesia Satu-satunya Negara ASEAN yang Naik Posisi

"Melibatkan orang yang sama sekali tidak terlibat di dalam sepak bola agak sulit untuk seledar membri undangan. Makanya inisiatif Kapolri itu luar baisa buat PSSI. Dengan instrumen itulah kita bisa memanggil orang itu," jelasnya.

Iwan menegaskan, pemanggilan orang-orang yang menyebar isu match fixing bukanlah untuk melaporkannya. Namun, untuk membantu PSSI memberikan fakta-fakta terkait isu yang disebarkannya.

"Bukan, tapi karena banyak akun akun yang sepertinya mempunyai fakta, tapi tak punya akses untuk menyampaikan ke federasi. Maka kita mengundang mereka. Tapi kita harus fair apakah mereka punya bukti," ia menambahkan.

Baca Juga: Janji Manis Ole Gunnar Solskjaer untuk Manchester United

"Kayanya dari 70 sekian macam-macam akunnya, ada personal, ada akun yang diikuti banyak followers bahkan jutaan. Itu yang kita yakini mereka punya bukti tapi hanya kurang berani saja selama ini. Dari isinya mereka menyampaikan pernah melihat sesuatu yang kita butuhkan untuk pendalaman," tegasnya.

Akan tetapi, setelah dipanggil tidak datang atau tidak memiliki bukti yang cukup, PSSI akan menyerahkan akun tersebut kepada pihak kepolisian.

"Panggilan Komdis diharapkan untuk dipenuhi dengan membawa bukti. Apabila tidak memenuhi panggilan atau tidak membawa bukti yang cukup di persidangan Komdis, maka PSSI akan menyerahkan orang tersebut kepada pihak kepolisian," ujar wakil ketua umum PSSI Joko Driyono.

Baca Juga: Persib Bandung Tunjuk Miljan Radovic Sebagai Pelatih Anyar

Match fixing di sepak bola Indonesia kembali mencuat setelah adanya acara talk show di sebuah televisi swasta. Dua nama anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Johar Lin Eng dan Papat Yunisial disebut diduga terlibat.

 

Berita ini sudah dimuat di suara.com

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Posisi Asisten pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia sepertinya masih belum aman.

bolaindonesia | 19:34 WIB

Kondisi Nathan Tjoe-A-On yang tanpa klub jadi sorotan sejumlah media di Korea.

bolaindonesia | 19:06 WIB

Media itu menyebut Indonesia sebagai negara dengan skuad termahal di Asia Tenggara, bahkan menyaingi pasar nilai skuad milik negara-negara top Asia

bolaindonesia | 18:57 WIB

Media asing menyoroti perihal kondisi enam pemain naturalisasi Timnas Indonesia yang saat ini berstatus nganggur alias tanpa klub.

bolaindonesia | 18:41 WIB

Eks striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, kini resmi menjabat sebagai Direktur Teknik PSPS Pekanbaru

bolaindonesia | 21:38 WIB

Persija Jakarta dan Bhayangkara FC menjadi penyumbang pemain terbanyak di Indonesia All Star

bolaindonesia | 21:31 WIB

Persik Kediri resmi mengumumkan Ong Kim Swee sebagai pelatih kepala baru

bolaindonesia | 20:52 WIB

Langkah Persija Jakarta menunjuk Maman Abdurrahman sebagai pelatih Persija Youth Development memunculkan beragam reaksi dari publik sepak bola nasional

bolaindonesia | 18:15 WIB

Benjamin van Leer merupakan kiper keturunan Indonesia yang sempat bermain di Roda JC dan tim muda PSV hingga Ajax.

bolaindonesia | 18:11 WIB

Induk sepak bola dunia, FIFA hingga Selasa (17/6) malam WIB merilis daftar klub Liga Indonesia yang terkena registration ban.

bolaindonesia | 21:34 WIB

Juara Liga 1 2024/2025 beberapa waktu lalu resmi merekrut pemain Timnas Indonesia, Saddil Ramdani.

bolaindonesia | 21:21 WIB

Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat mengakhiri masa baktinya bersama klub Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT) pada Selasa (17/6).

bolaindonesia | 20:42 WIB

PSIM Yogyakarta di akun Instagram miliknya memperkenalkan pelatih Belanda, Jean-Paul van Gastel sebagai nakhoda baru untuk Liga 1 2025/2026.

bolaindonesia | 20:31 WIB

Inilah daftar 30 pemain yang dipanggil untuk persiapan Piala AFF U-23 2025

bolaindonesia | 13:55 WIB

Imran Nahumarury buka suara perihal gosip-gosip sumbang terkait pemecatan dirinya sebagai pelatih Malu United.

bolaindonesia | 13:26 WIB

Tak semua pemain keturunan Indonesia yang berkarier di Eropa alami karier yang bagus.

bolaindonesia | 09:49 WIB

Malut United yang di musim lalu tunjukkan perfomance gemilang mengambil keputusan mengejutkan dengan memencat pelatih Imran Nahumarury serta dirtek Yeyen Tumena

bolaindonesia | 21:53 WIB

Untuk urusan militansi dan dukung mendukung tim nasional, orang Indonesia bisa kalahkan negara juara Piala Dunia.

bolaindonesia | 16:49 WIB
Tampilkan lebih banyak