Profil Bukayo Saka, Bocah 19 tahun yang Jadi Perjudian Gareth Southgate

Bukayo Saka ramai menjadi perbincangan setelah gagal melakukan tendangan penalti di final Euro 2020

Irwan Febri Rialdi | BolaTimes.com
Selasa, 13 Juli 2021 | 15:39 WIB
Selebrasi Bukayo Saka usai mencetak gol untuk kemenangan Timnas Inggris atas Austria. (LINDSEY PARNABY / POOL / AFP)

Selebrasi Bukayo Saka usai mencetak gol untuk kemenangan Timnas Inggris atas Austria. (LINDSEY PARNABY / POOL / AFP)

Bolatimes.com - Nama Bukayo Saka menjadi perbincangan di final Euro 2020. Winger milik Arsenal ini menjadi pergunjingan karena kegagalannya mengeksekusi penalti yang membuat Inggris tumbang di tangan Italia.

Inggris harus merelakan trofi Euro 2020 jatuh ke tangan Italia setelah tendangan penalti Bukayo Saka mampu ditepis Gianluigi Donnarumma.

Tim nasional berjuluk The Three Lions ini sejatinya bisa saja meraih gelar Euro 2020 andai mampu mempertahankan keunggulan satu gol yang Inggris cetak di menit-menit awal lewat Luke Shaw.

Baca Juga: Wika Salim Olahraga Pakai Celana Pendek Ketat, Netizen Soroti Dengkulnya

Akan tetapi, Leonardo Bonucci membawa Italia kembali ke pertandingan dengan membobol gawang Inggris di menit ke-67 memanfaatkan kemelut di muka gawang.

Skor 1-1 pun tetap bertahan hingga waktu normal usai. Pun di perpanjangan waktu, skor 1-1 tetap tak berubah karena kedua tim urung mencetak gol.

Alhasil, laga dilanjutkan ke drama adu penalti. Di babak tos-tosan ini, tiga penendang terakhir yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Saka gagal mengeksekusi penalti.

Baca Juga: Juara Mah Bebas, Pemain Incaran Man United Ini Merokok usai Juara Euro 2020

Kegagalan Bukayo Saka menjadi eksekutor pun memastikan Italia menjadi kampiun Euro 2020. Tak ayal, ia menjadi bahan olok-olok di dunia maya, dan parahnya lagi, menjadi korban rasisme.

Profil Bukayo Saka

Menjadi korban rasisme pendukung sendiri bukanlah pilihan Bukayo Saka saat menjadi pesepak bola. Ia hanyalah pemuda berusia 19 tahun yang ingin mengharumkan nama Inggris di kancah dunia.

Baca Juga: Gagal Juara Euro 2020, Skuad Timnas Inggris Tetap Berpesta

Saka bisa saja tak membela Inggris dan memilih bergabung Nigeria, negara asal kedua orang tuanya yang merupakan imigran di Inggris.

Namun, darah Nigeria tak menghalangi niatan Saka membela Inggris, tanah tempatnya dilahirkan pada 5 September 2001 silam.

Karena lahir di London, Inggris, Saka pun menjalani karier sepak bolanya di London dengan bergabung Hale End Academy yang tak lain akademi Arsenal pada usia 7 tahun pada 2008 lalu.

Baca Juga: Termasuk Nia Ramadhani, 8 Artis Papan Atas Ini Hobi Main Golf

Karier Saka bersama Arsenal sendiri terbilang cepat karena ia hanya butuh 11 tahun saja untuk menembus skuat utama The Gunners.

Debutnya bersama tim utama Arsenal terjadi pada 29 November 2018 melawan Vorskla Poltava di Liga Europa saat usianya baru 18 tahun.

Saka menjadi pemain reguler di tim utama pun pada musim 2019-2020 di mana ia mulai mendapat menit bermain yang banyak dan menjadi andalan Arsenal.

Dari posisi bek kiri hingga penyerang sayap dilakoni oleh remaja berusia 19 tahun ini. Dinukil dari Transfermarkt, total 88 laga telah dijalani Saka bersama Arsenal dengan torehan 11 gol dan 21 assist atas namanya.

Jadi Korban Perjudian Gareth Southgate

Menunjuk Bukayo Saka untuk menjadi eksekutor penentu atau penendang kelima di drama adu penalti adalah perjudian buruk dari Gareth Southgate di final Euro 2020 antara Italia vs Inggris.

Southgate mengakui kesalahannya tersebut. Alasannya memilih Saka tak lepas dari fakta selama latihan tim nasional Inggris.

“Ini keputusan saya. Saya yang memutuskan penendang penalti berdasarkan apa yang pemain lakukan dalam latihan. Tidak ada yang mengambil keputusan sendiri,” ucap Southgate dikutip dari Football Italia.

Keputusan tersebut berbuah kecaman kepada Southgate mengingat usia Saka barulah 19 tahun. Untuk pemain semuda itu, menjadi eksekutor penentu adalah sebuah hal konyol.

Alan Shearer, penyerang legendaris Inggris, menjadi sosok yang paling keras mengecam keputusan Southgate menunjuk tiga pemain muda untuk menjadi eksekutor terakhir.

“Para pemain berada di bawah tekanan, tapi jika Anda meminta dua pemain yang belum sering menyentuh bola untuk menendang (penalti), Anda terlalu berlebihan.

“Saya bersimpati kepada Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka. Para pemain muda ini harus hidup dengan itu (kegagalan). Itu sangat buruk,” kecam Shearer.

Pada akhirnya, perjudian Southgate tak hanya mengubur mimpi tim nasional Inggris untuk mengakhiri puasa gelar selama 55 tahun.

Perjudian itu nyatanya juga menjadikan Bukayo Saka harus menanggung kegagalan itu di usia muda serta rasisme yang ia terima sejauh ini dari khalayak luas.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Berita Rekomendasi
Berita Terkait TERKINI

Kapan pertandingan Piala Super Eropa 2025 akan digelar?

boladunia | 22:40 WIB

Bagi Rafael, kebiasaan ini terasa mengganggu.

boladunia | 22:16 WIB

Ronaldinho, yang bermain untuk Barcelona antara 2003 hingga 2008, memang fenomena.

boladunia | 21:14 WIB

Striker Uruguay, Darwin Nunez, resmi meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan raksasa Liga Pro Saudi, Al-Hilal,

boladunia | 19:35 WIB

Bayern Munich tampil superior dalam laga persahabatan internasional melawan Tottenham Hotspur, Jumat (8/8/2025) dini hari WIB.

boladunia | 21:20 WIB

Legenda sepak bola Belanda, Ronald Koeman, akan menerima Eredivisie Oeuvre Award

boladunia | 22:45 WIB

Rekan Kevin Diks di Gladbach itu secara tegas menyatakan hanya ingin bergabung dengan Ajax Amsterdam.

boladunia | 22:34 WIB

Fortuna Sittard buat gebrakan jelang kick off Eredivisie 2025.

boladunia | 22:30 WIB

Jamory L., pelatih asal Belanda berusia 44 tahun, ditahan oleh otoritas di Siprus atas dugaan kasus pelecehan seksual

boladunia | 22:24 WIB

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Jorge Costa, direktur sepak bola dan mantan kapten legendaris FC Porto, yang meninggal dunia

boladunia | 11:07 WIB

Dunia sepak bola dikejutkan dengan kabar kepindahan Son Heung-Min, kapten Tottenham Hotspur, ke Los Angeles FC

boladunia | 19:31 WIB

Barcelona menutup tur pramusim Asia mereka dengan penampilan gemilang, menghancurkan Daegu FC dengan skor telak 5-0

boladunia | 21:11 WIB

Kevin Diks bek Timnas Indonesia berusia 28 tahun, langsung mencuri perhatian sejak bergabung dengan Borussia Monchengladbach pada Juli 2025.

boladunia | 21:41 WIB

Cheuko dilarang berada di area teknis setelah insiden usai kemenangan Inter Miami 2-1 atas Club Atlas pada 30 Juli 2025.

boladunia | 19:04 WIB

Lionel Messi, kapten Inter Miami, terpaksa meninggalkan lapangan karena cedera hamstring hanya 10 menit setelah kick-off melawan Club Necaxa

boladunia | 18:03 WIB

Keputusan ini diambil menyusul performa buruk tim yang terpuruk dalam 10 laga tanpa kemenangan.

boladunia | 18:49 WIB

Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner, menjalani debutnya bersama klub Eredivisie Belanda, Fortuna Sittard

boladunia | 17:27 WIB

Fortuna Sittard resmi mendatangkan bek Timnas Indonesia, Justin Hubner

boladunia | 16:45 WIB
Tampilkan lebih banyak