Puluhan Jurnalis Wanita Alami Pelecehan Selama Piala Dunia 2018

Sebelum Piala Dunia banyak orang-orang yang mewaspadai ancaman terorisme, kekerasan dan rasialisme, tapi hal itu justru dapat diminimalisir.

Stephanus Aranditio | BolaTimes.com
Senin, 16 Juli 2018 | 15:09 WIB
Seorang fan mencoba mencium jurnalis televisi

Seorang fan mencoba mencium jurnalis televisi

Bolatimes.com - Puluhan jurnalis perempuan dilaporkan mengalami pelecehan seksual saat sedang meliput Piala Dunia 2018 di Rusia. Fakta ini disampaikan oleh kelompok anti diskriminasi pada Rabu, 11 Juli 2018.

Padahal sebelum Piala Dunia 2018 isu pelecehan ini tidak masuk dalam beberapa hal yang diwaspadai di Rusia, sebelum Piala Dunia banyak orang-orang yang mewaspadai ancaman terorisme, kekerasan dan rasialisme. Hal-hal itu justru dapat diminimalisir.

Dilansir dari themoskowtimes.com, data yang dikumpulkan Football Against Racism in Europe (FARE) menunjukkan setidaknya ada 30 kasus jurnalis perempuan mengalami pelecehan saat mereka sedang bertugas melaporkan Piala Dunia 2018, 15 diantaranya telah dipublikasikan.

Menurut FARE, pejabat dan penyelenggara Piala Dunia 2018 sebenarnya tahu dengan fakta ini, namun mereka menolak untuk secara terbuka mengakui adanya pelecehan seksual selama turnamen berlangsung.

Direktur eksekutif FARE, Piara Powar mengatakan data tersebut hanya mereka dapati dari jurnalis perempuan yang melaporkan kepada pihak berwajib, ia meyakini jumlahnya bisa 10 kali lipat jika dihitung dengan yang tidak melaporkan.

"Saya kira mungkin angka sebenarnya adalah 10 kali lipat dari temuan saat ini," kata Piara Powar.

Sementara itu, kepala divisi keberagaman untuk FIFA, Federico Addiechi menyangkal temuan itu dan mengatakan jumlah insiden pelecehan di Rusia selama Piala Dunia sangat rendah.

"Terbukti sepenuhnya salah, mungkin ada satu atau dua laporan, kasus-kasus dimana hal-hal tidak berjalan sesuai yang kita rencanakan. Kami memiliki 1,5 juta ID fan yang didistribusikan bagi para penggemar yang datang ke Rusia, jumlah insiden yang kami tangani sangat rendah," kata Federico Addiechi.

Baca Juga: Kemesraan Presiden Prancis dan Kroasia di Final Piala Dunia 2018

FIFA mengklaim telah membentuk mekanisme untuk keluhan bagi hak aktivis dan jurnalis untuk semua kegiatan terkait FIFA beberapa minggu sebelum turnamen dimulai di Moskow.

Pelecehan tidak hanya terjadi terhadap kaum jurnalis perempuan saja. Seorang penyiar siaran saluran TV Korea Selatan, Jeon Gwang-ryeol juga dicium di pipi dua kali oleh fans perempuan Rusia pada 28 Juni.

Berita Terkait TERKINI

Kapan pertandingan Piala Super Eropa 2025 akan digelar?

boladunia | 22:40 WIB

Bagi Rafael, kebiasaan ini terasa mengganggu.

boladunia | 22:16 WIB

Ronaldinho, yang bermain untuk Barcelona antara 2003 hingga 2008, memang fenomena.

boladunia | 21:14 WIB

Striker Uruguay, Darwin Nunez, resmi meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan raksasa Liga Pro Saudi, Al-Hilal,

boladunia | 19:35 WIB

Bayern Munich tampil superior dalam laga persahabatan internasional melawan Tottenham Hotspur, Jumat (8/8/2025) dini hari WIB.

boladunia | 21:20 WIB

Legenda sepak bola Belanda, Ronald Koeman, akan menerima Eredivisie Oeuvre Award

boladunia | 22:45 WIB

Rekan Kevin Diks di Gladbach itu secara tegas menyatakan hanya ingin bergabung dengan Ajax Amsterdam.

boladunia | 22:34 WIB

Fortuna Sittard buat gebrakan jelang kick off Eredivisie 2025.

boladunia | 22:30 WIB

Jamory L., pelatih asal Belanda berusia 44 tahun, ditahan oleh otoritas di Siprus atas dugaan kasus pelecehan seksual

boladunia | 22:24 WIB

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Jorge Costa, direktur sepak bola dan mantan kapten legendaris FC Porto, yang meninggal dunia

boladunia | 11:07 WIB