Waduh! Tunggakan Gaji Pemain Rp4,3 M Warnai Jelang Kick-off Super League 2025 [Tangkap layar X]
Bolatimes.com - Menjelang dimulainya musim baru kompetisi sepak bola tertinggi Indonesia, Super League 2025/2026, kabar tak sedap kembali mencuat.
Wakil Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Achmad Jufriyanto, mengungkapkan bahwa masih ada empat klub Super League yang belum melunasi gaji para pemainnya.
Total tunggakan gaji yang belum diselesaikan klub-klub tersebut mencapai angka mencengangkan, yakni Rp4,3 miliar, yang melibatkan 15 pemain dari empat klub berbeda.
Baca Juga: Miris! Hasil Timnas Putri Indonesia di Piala AFF Wanita 2025 Bikin Elus Dada
Jufriyanto yang juga merupakan pemain senior Persib Bandung menegaskan bahwa persoalan keterlambatan pembayaran gaji ini bukan hanya terjadi di level teratas kompetisi, namun juga merembet ke Liga 2 (Championship) dan Liga 3.
Tunggakan Merata di Semua Level Liga
Selain kasus di Super League, Jufriyanto memaparkan bahwa di Championship juga terdapat sejumlah klub bermasalah.
Total tunggakan gaji di Liga 2 mencapai Rp3,6 miliar, melibatkan sejumlah klub yang sudah dalam proses hukum.
Baca Juga: Revolusi di Old Trafford: Suporter Man United Berontak Lawan Glazer dan Ratcliffe
Di level terbawah, Liga 3, yang kerap menjadi batu loncatan bagi pemain muda Indonesia, masalah serupa juga terjadi. Menurut data APPI, Rp2,5 miliar gaji pemain masih belum dibayarkan.
Masalah tunggakan gaji memang bukan isu baru dalam dunia sepak bola nasional.
Namun, fakta bahwa persoalan ini masih terjadi menjelang musim baru menjadi ironi tersendiri.
Baca Juga: Leo Lelis Kembali ke Persebaya! Sang Tembok Brasil Siap Perkuat Bajol Ijo Lawan PSIM
Terlebih lagi, kompetisi Super League 2025/2026 dijadwalkan akan resmi dimulai pada Jumat, 8 Agustus 2025, dengan laga pembuka mempertemukan Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo pukul 19.00 WIB.
APPI bersama NDRC berharap agar klub-klub bisa menyelesaikan kewajibannya sebelum musim bergulir, demi menjaga profesionalisme dan hak-hak para pemain.
Jufriyanto juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal proses penyelesaian hak pemain melalui jalur hukum bila diperlukan.
Baca Juga: Air Mata Jose Mourinho untuk Jorge Costa
“Sepak bola profesional tidak bisa lepas dari kontrak dan tanggung jawab. Klub harus patuh dan menghormati hak-hak pemain,” pungkasnya.
Kontributor: Adam Ali