Papua Football Academy, Memoles Mutiara dari Timur untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Papua Football Academy, wadah anak-anak Papua untuk masa depan sepak bola Indonesia

Irwan Febri Rialdi | BolaTimes.com
Senin, 27 Maret 2023 | 18:38 WIB
Papua Football Academy di Tembagapura. (Instagram/@papuafootballacademy)

Papua Football Academy di Tembagapura. (Instagram/@papuafootballacademy)

Bolatimes.com - Tak bisa dipungkiri, Papua menjadi pulau penghasil pesepak bola top Indonesia. Rully Nere, Yohanes Auri, Aples Tecauri, Alexander Pulalo, Elie Aiboy, hingga Boaz Solossa adalah contoh-contoh nyata.

Nama terakhir menjadi salah satu bakat sepak bola paling ikonik. Bagaimana tidak, ia menjadi pemain Papua dengan caps terbanyak (48 laga) di Timnas Indonesia bersama seniornya, Elie Aiboy.

Di Liga Indonesia, Boaz Solossa tiga kali meraih gelar top skor (2008/09, 2010/11, 2013) dan tiga kali pula menjadi Pemain terbaik (2009/2010, 2010/2011, 2013).

Baca Juga: Cara Dani Alves Dapat Cuan dari Dalam Penjara karena Kasus Pemerkosaan

Boaz Solossa (instagram)
Boaz Solossa (instagram)

Sedikit data itu adalah bukti kehebatan seorang Boaz Solossa. Ia hebat berkat alaminya dan kegigihannya dalam berlatih di sebuah klub milik keluarga yang bernama PS Putra Yohan sejak dini.

Boaz Solossa juga bersyukur memiliki seorang keluarga atlet, terutama sang kakak Ortizan Solossa yang menjadi motivasi serta membimbingnya hingga akhirnya menjadi pesepak bola sukses seperti sekarang.

"Saat itu, orangtua saya mempunyai panti asuhan dan kebetulan kita juga punya klub, PS Putra Yohan di Sorong dan akhirnya di situ mau tidak mau ada di lingkungan itu," kata Boaz Solossa di YouTube Tiento Indonesia.

Baca Juga: Arema FC vs Bali United, Joko Susilo Pede Singo Edan Menang di Stadion PTIK

"Akhirnya dari situ, saya berusaha untuk selalu berlatih, bermain, dan beliau juga sendiri mendorong dan memberikan dukungan sampai saat ini," imbuhnya.

Namun, tentu tak semua anak Papua memiliki 'background' seperti Boaz Solossa yang mempunyai kakak pesepak bola dan keluarga atlet yang memiliki klub sepak bola.

Oleh karena itu, Papua Football Academy bisa menjadi wahana bagi anak-anak Papua untuk mewujudkan mimpi menjadi pesepak bola luar biasa seperti Boaz Solossa atau bahkan melebihinya.

Baca Juga: Lionel Messi Jadi Nama Pemusatan Latihan Timnas Argentina

Papua Football Academy

Papua Football Academy di Tembagapura. (Instagram/@papuafootballacademy)
Papua Football Academy. (Instagram/@papuafootballacademy)

Papua Football Academy merupakan akademi sepak bola bagi putra Papua yang diresmikan sejak 31 Agustus 2022. Akademi ini merupakan bentuk kontribusi PT Freeport Indonesia terhadap sepak bola di Bumi Cenderawasih.

Direktur Papua Football Academy adalah Wolfgang Pikal, nama yang sudah tidak asing di dunia sepak bola Indonesia karena pernah menjadi asisten almarhum Alfred Riedl di Timnas Indonesia.

Baca Juga: Dihajar Timnas Indonesia 3-1, Burundi Persiapkan Hal Ini Jelang Pertemuan Kedua

Dia diketahui juga perna menimba ilmu kepelatihan di beberapa klub ternama Eropa seperti Arsenal dan Ajax Amsterdam. Kini, dia juga menjadi seorang instrktur pelatih kelas A Pro AFC.

Kualitas dan pengetahuan Wolfgang Pikal sebagai seorang pelatih sudah tidak perlu diragukan lagi. Sehingga materi, ilmu, pengalamannya akan bermanfaatkan untuk menempa bakat-bakat muda di Papua Football Academy.

Selain Wolfgang Pikal, PFA juga didukung para legenda Papua seperti Rully Nere yang menjadi penasihat, hingga Ardiles Rumbiak sebagai pelatih kepala PFA.

Saat ini, Papua Football Academy memiliki 30 peserta didik, hasil dari seleksi 477 putra Papua yang berasal dari kabupaten/kota yakni Jayapura, Merauke, dan Mimika.

Usia para pemain terpilih itu adalah 13 tahun. Sehingga cukup waktu untuk memoles bakat mentah agar menjadi pemain yang jempolan dalam dua atau tiga tahun mendatang.

"Ini anak-anak rata-rata berusia 13 tahun. Proses sampai sejauh ini, mereka telah mengikuti seleksi, beberapa anak ada yang luar biasa. Banyak anak dengan bakat yang mentah," ujar Pikal di laman resmi Kemenpora.

Tak Cuma Sepak Bola, tapi Juga Peduli Pendidikan

Papua Football Academy di Tembagapura. (Instagram/@papuafootballacademy)
Papua Football Academy. (Instagram/@papuafootballacademy)

Di Papua Football Academy anak-anak usia 13-14 tahun tak hanya fokus berlatih sepak bola. Mereka juga diberi pendidikan formal di sekolah.

Sehingga, bakat-bakat muda ini tidak tertinggal secara pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. Para pesepak bola muda tak hanya akan oke di lapangan, tetapi juga hebat di kelas.

"Tidak hanya sepak bola disiapkan juga pendidikan formalnya," kata Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, saat meresmikan Papua Football Academy.

"Sehingga tetap sekolah yang diharapkan nanti akan menjadi pemain-pemain bola yang memiliki jiwa percaya diri yang kuat, karakter yang kuat, yang kompetitif, yang sportif, tapi juga pandai dan pintar," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Weshley Hutagalung selaku Operator Papua Football Academy. Para peserta didik harus memiliki ijazah ketika lepas dari akademi.

Ini bermanfaat bagi calon pesepak bola jika ingin melanjutkan dalam pendidikan formal ke tingkat yang lebih tinggi.

"Kita membentuk anak-anak ini bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga memberikan materi sekolah dan mereka harus ada ijazah," kata Weshley Hutagalung.

Target Jelas, untuk Jadi Pemain Profesional

Papua Football Academy di Tembagapura. (Instagram/@papuafootballacademy)
Papua Football Academy di Tembagapura. (Instagram/@papuafootballacademy)

Papua Football Academy memiliki target yang jelas dan realistis untuk pemainnya. Dalam jangka pendek, 30 pemain yang saat ini ditempa diproyeksikan untuk bisa bergabung tim EPA (Elite Pro Academy).

Sebagai informasi, EPA adalah sistem liga sepak bola kelompok usia yang diselenggarakan oleh PSSI. Pesertanya adalah klub-klub Liga 1 dengan kelompok usia di bawah 16 dan 18 tahun.

Dari EPA, para pemain bisa belajar menjadi pemain profesional dan merasakan kompetisi yang ketat. Biasanya dari kompetisi ini pelatih tim nasional kelompok usia akan menjaring pemain.

Oleh karena itu, Papua Football Academy memiliki target jangka pendek untuk memasok pemainnya ke tim-tim peserta EPA. Dan Papua Football Academy membuka pintu lebar untuk klub yang menginginkan pemainnya.

"Harapan kita, klub yang membutuhkan pemain bisa melakukan kerja sama. Kami akan melakukan pengawalan, semua data disimpan dan kami akan pantau. Kita tidak ingin peserta didik ini terlantar," kata Weshley Hutagalung.

Lebih dari itu, Papua Football Academy bertekad berkontribusi lebih untuk sepak bola Papua. Memoles bakat-bakat muda Papua untuk Indonesia.

"Tapi satu hal yang menjadi perhatian, kita ingin sepak bola Papua bangkit. Kami ingin berkontribusi terhadap perkembangan sepak bola," tuturnya menambahkan.

Papua Football Academy tentu bisa menjadi wadah bagi talenta-talenta Papua yang belum diasah. Semoga semakin banyak muncul pemain-pemain hebat seperti Boaz Solossa di masa mendatang.

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat mengakhiri masa baktinya bersama klub Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT) pada Selasa (17/6).

bolaindonesia | 20:42 WIB

PSIM Yogyakarta di akun Instagram miliknya memperkenalkan pelatih Belanda, Jean-Paul van Gastel sebagai nakhoda baru untuk Liga 1 2025/2026.

bolaindonesia | 20:31 WIB

Inilah daftar 30 pemain yang dipanggil untuk persiapan Piala AFF U-23 2025

bolaindonesia | 13:55 WIB

Imran Nahumarury buka suara perihal gosip-gosip sumbang terkait pemecatan dirinya sebagai pelatih Malu United.

bolaindonesia | 13:26 WIB

Tak semua pemain keturunan Indonesia yang berkarier di Eropa alami karier yang bagus.

bolaindonesia | 09:49 WIB

Malut United yang di musim lalu tunjukkan perfomance gemilang mengambil keputusan mengejutkan dengan memencat pelatih Imran Nahumarury serta dirtek Yeyen Tumena

bolaindonesia | 21:53 WIB

Untuk urusan militansi dan dukung mendukung tim nasional, orang Indonesia bisa kalahkan negara juara Piala Dunia.

bolaindonesia | 16:49 WIB

PSSI menyambut positif keputusan AFC menunjuk Arab Saudi dan Qatar menjadi tuan rumah ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.

bolaindonesia | 10:27 WIB

Salah satu pengamat sepak bola, Bung Binder di kanal Youtube miliknya menyampaikan ulasan tajam soal taktik Timnas Indonesia melawan Jepang.

bolaindonesia | 14:33 WIB

Piala Presiden 2025 akan dimeriahkan klub asing yang memiliki nilai seluruh pemain Rp272 miliar.

bolaindonesia | 14:19 WIB

Timnas Indonesia melaju ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan hadapi negara-negara Arab.

bolaindonesia | 18:21 WIB

Netizen +62 mendadak menggeruduk akun Instagram pemain PSV, Ryan Flamingo. Siapa Ryan Flamingo ini?

bolaindonesia | 21:12 WIB

Sepak bola Indonesia disebut eks pelatih Virgil van Dijk ternyata memiliki jebakan.

bolaindonesia | 09:10 WIB

Timnas Indonesia mengakhiri matchday terakhir grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan hasil buruk.

bolaindonesia | 19:41 WIB

Penyelamatan gemilang ditunjukkan kiper Emil Audero saat pertandingan Jepang vs Timnas Indonesia dalam lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2026.

bolaindonesia | 19:22 WIB

Nasib kurang beruntung dialami oleh pemain Yakob Sayuri saat masuk menggantikan Kevin Diks di pertandingan Jepang vs Timnas Indonesia, Selasa (10/6).

bolaindonesia | 18:56 WIB

Jepang tampil terengginas saat menghadapi Timnas Indonesia di babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026.

bolaindonesia | 18:41 WIB

Asnawi dan Arhan lagi-lagi tak terpilih dalam 23 nama final untuk melawan Jepang

bolaindonesia | 14:38 WIB
Tampilkan lebih banyak