Arena
Atlet Wanita 'Dilecehkan' Kameramen TV, Bokongnya Di-Zoom saat Bertanding
Ketika bertandingan, kameramen bukan merekam aksi sang atlet secara menyeluruh, tetapi malah salah fokus ke bokong dan meng-zoom-nya.
Irwan Febri Rialdi

Bolatimes.com - Kejadian tidak menyenangkan dialami oleh atlet panjat tebing Austria, Johanna Farber. Bokongnya di-zoom oleh kameramen televisi (TV) ketika dia sedang bertanding.
Dilansir dari The Sun, Johanna Farber mengikuti Kejuaraan Dunia Panjat Tebing atau Climbing Wolrd Championship di Moskow, Rusia, Sabtu (18/9/2021). Event manca negara ini disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi ORF.
Baca Juga
Borneo FC Targetkan Kemenangan di Leg Pertama Semifinal Piala Presiden 2022
Shin Tae-yong Akui Performa Timnas Indonesia U-19 Menurun di Babak Kedua
Pemain Asing Dewa United FC Karim Rossi Tak Sabar Merumput di Liga 1
PSS Sleman vs Borneo FC, Seto Nurdiantoro: Kami Akan Maksimalkan Pemain yang Ada
Penyelesaian Akhir Jadi Masalah Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong: Tolong Carikan Striker
Nah, ketika giliran Johanna Farber memanjat. Kameramen televisi ORF tersebut malah salah fokus dengan meng-zoom atau close up pantat gadis 23 tahun tersebut selama memanjat dan ada tayangan lambatnya.
Aksi kemeramen tersebut tentu saja membuat ribuan warga Austria yang menyaksikan siaran pertandingan Johanna Farber merasa kesal dan marah.
Mirisnya, ini bukan kali pertama ORF melakukannya. Ketika Kejuaraan Panjat Tebing di Inssbruck, Austria, kemaramen ORF juga melakukan hal yang serupa. Kala itu, Johanna marah dan menuduh aksi kameramen sebagai pelecehan seksual.
"Jujur, menampilkan video lambat ini di TV Nasional dan streaming langsung YouTube adalah sangat tidak sopan dan mengecewakan," kata Johanna pada Juni lalu.
"Saya seorang atlet, saya di sini untuk penampilan terbaik saya. Saya benar-benar sangat malu mengetahui ribuan orang melihat ini," lanjutnya.
"Kita harus berhenti melakukan sesualisasi terhadap wanita dalam olahraga dan mulai menghargai kinerja mereka," tuturnya menambahkan.
Pada Juni lalu, pihak ORF sudah menyampaikan permintaan maaf. Namun, permintaan maaf rupanya hanya sebagai formalitas dan tindakan serupa kini terjadi dalam rentang waktu sekitar satu bulan saja.