Ini Alasan Throw In dalam Sepak Bola Pakai Tangan, Bukan Kaki

Throw in dianggap bisa menjadi senjata mematikan di sepak bola.

Husna Rahmayunita | BolaTimes.com
Kamis, 23 Desember 2021 | 12:24 WIB
Pemain Swansea City Kyle Naughton hendak melakukan lemparan ke dalam (throw in). [AFP]

Pemain Swansea City Kyle Naughton hendak melakukan lemparan ke dalam (throw in). [AFP]

Bolatimes.com - Sepak bola memiliki beragam aturan permainan di dalamnya. Salah satunya adalah soal lemparan ke dalam atau throw in. Lantas, mengapa lemparan ke dalam digunakan menggunakan tangan ketimbang kaki?

Lemparan ke dalam atau throw in merupakan sebuah hukuman yang ada di sepak bola, di mana hukuman ini diberikan kepada sebuah tim jika bola keluar dari garis lapangan.

Sebagaimana diketahui, throw in dewasa ini menjadi sebuah taktik dalam sepak bola itu sendiri. Seiring perkembangan zaman, lemparan ke dalam dianggap bisa menjadi senjata mematikan.

Baca Juga: Ada Pep Guardiola, Berikut 8 Pemain Top yang Pernah Berseragam AS Roma

Sebagai contoh ada nama Rory Delap yang disebut sebagai raja lemparan ke dalam. Ia mahir melakukan throw in sehingga bisa mengancam gawang lawan.

Lemparan ke dalam pemain yang pernah membela Stoke City ini memiliki jarak lemparan hampir setara sepak pojok. Tak jarang hal tersebut menguntungkan timnya untuk mencetak gol.

Selain Delap, Indonesia juga punya sosok pelempar andal pada sosok Pratama Arhan. Lemparan ke dalam  bek muda PSIS Semarang ini juga punya jarak lempar yang cukup jauh.

Baca Juga: Ada Nazar Witan Sulaeman untuk Sang Kekasih yang Ditunaikan Usai Cetak Gol

Lemparan ke dalam ini membuat pemain bertahan dan kiper lawan akan kesulitan untuk menghadang bola. Apalagi jika target lemparan ke dalam itu pemain dengan tubuh jangkung.

Maraknya taktik dalam sebuah lemparan ke dalam di sepak bola modern saat ini pun memunculkan pertanyaan. Mengapa lemparan ke dalam di sepak bola menggunakan tangan, alih-alih kaki seperti permainannya?

Untuk menjawabnya, perlu menilik kembali sejarah soal lemparan ke dalam atau throw in tersebut.

Baca Juga: Daftar Top Skorer Piala AFF 2020, Irfan Jaya Ditempel Striker Singapura

Adaptasi Rugby dan Hasil dari Perbedaan Aturan

Semua aturan di sepak bola bermula pada tahun 1863 saat sepak bola dan Rugby berpisah. Berpisahnya kedua olahraga ini pun melahirkan regulasi baru untuk masing-masing cabang.

Meski banyak perbedaan aturan, nyatanya beberapa aturan masih terbilang mirip. Salah satunya soal lemparan ke dalam atau membuang bola kembali ke arena lapangan.

Baca Juga: Belum Juara, Pemain Timnas Thailand Sudah Dihadiahi Rolex, Hermes, Iphone

Sejarah soal lemparan ke dalam sendiri bermula dari Rugby pada tahun 1834. Aturan ini kemudian diadopsi oleh Football Association (FA) pada 1863.

Awalnya, aturan mengatakan bahwa bola boleh dilempar menggunakan tangan atau ditendang menggunakan kaki.

Pada awalnya pula, ada aturan mengenai lemparan ke dalam di mana bola lemparan ke dalam diambil oleh tim yang terakhir memegang bola.

Pada tahun 1867 muncul Aturan Sheffield atau Sheffield Rules yang mengatur tentang lemparan ke dalam secara spesifik.

Dalam Sheffield Rules, lemparan ke dalam diberikan tim lawan yang terakhir menyentuh bola. setahun kemudian, aturan ini diubah di mana lemparan ke dalam menjadi tendangan ke dalam dan bola bisa diarahkan ke berbagai arah.

Berdasarkan usulan Nottingham Forest pada 1873, FA lantas merevisi aturan lemparan ke dalam, di mana bola diberikan ke lawan dari tim terakhir yang menyentuh bola dan bola harus dilempar dalam posisi tegak lurus.

Lalu pada pertemuan FA di tahun 1875 dan 1876, klub yang menggunakan Sheffield Rules memaksa FA untuk melebur ke Sheffield Rules yang di mana lemparan ke dalam menggunakan kaki dan boleh diarahkan ke berbagai arah.

Hal ini memunculkan perdebatan panjang yang tak menemui titik terang. Hingga akhirnya pada 1877 Clydesdale FC mengusulkan sebuah kompromi di mana lemparan ke dalam dilakukan dengan tangan dan bukan ditendang, serta bisa diarahkan ke segala arah.

Alhasil, pada 1877 disepakati bahwa lemparan ke dalam dilakukan dengan cara dilempar menggunakan tangan dan bukan ditendang dengan kaki yang bertahan hingga saat ini.

Aturan dasar di tahun 1877 ini pun terus diperbarui. Salah satunya soal aturan bagaimana posisi melempar bola dan cara melemparkan bola.

Aturan ini terus berkembang seiring zaman. Salah satu aturan yang tertulis adalah bola hasil lemparan ke dalam yang langsung masuk ke gawang lawan tak dianggap sebagai sebuah gol.

Selain itu, lemparan ke dalam tak mengenal aturan offside. Pun dengan kiper dilarang untuk menyentuh bola dengan tangannya saat menerima lemparan ke dalam.

Aturan-aturan ini pun membuat sepak bola kian kaya taktik. Tak pelak, lemparan ke dalam kini tak hanya dipandang sebagai cara untuk melanjutkan permainan, namun juga dianggap sebagai bagian menciptakan peluang seperti yang dilakukan Rory Delap dan Pratama Arhan.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Kapan pertandingan Piala Super Eropa 2025 akan digelar?

boladunia | 22:40 WIB

Bagi Rafael, kebiasaan ini terasa mengganggu.

boladunia | 22:16 WIB

Ronaldinho, yang bermain untuk Barcelona antara 2003 hingga 2008, memang fenomena.

boladunia | 21:14 WIB

Striker Uruguay, Darwin Nunez, resmi meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan raksasa Liga Pro Saudi, Al-Hilal,

boladunia | 19:35 WIB

Bayern Munich tampil superior dalam laga persahabatan internasional melawan Tottenham Hotspur, Jumat (8/8/2025) dini hari WIB.

boladunia | 21:20 WIB

Legenda sepak bola Belanda, Ronald Koeman, akan menerima Eredivisie Oeuvre Award

boladunia | 22:45 WIB

Rekan Kevin Diks di Gladbach itu secara tegas menyatakan hanya ingin bergabung dengan Ajax Amsterdam.

boladunia | 22:34 WIB

Fortuna Sittard buat gebrakan jelang kick off Eredivisie 2025.

boladunia | 22:30 WIB

Jamory L., pelatih asal Belanda berusia 44 tahun, ditahan oleh otoritas di Siprus atas dugaan kasus pelecehan seksual

boladunia | 22:24 WIB

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Jorge Costa, direktur sepak bola dan mantan kapten legendaris FC Porto, yang meninggal dunia

boladunia | 11:07 WIB

Dunia sepak bola dikejutkan dengan kabar kepindahan Son Heung-Min, kapten Tottenham Hotspur, ke Los Angeles FC

boladunia | 19:31 WIB

Barcelona menutup tur pramusim Asia mereka dengan penampilan gemilang, menghancurkan Daegu FC dengan skor telak 5-0

boladunia | 21:11 WIB

Kevin Diks bek Timnas Indonesia berusia 28 tahun, langsung mencuri perhatian sejak bergabung dengan Borussia Monchengladbach pada Juli 2025.

boladunia | 21:41 WIB

Cheuko dilarang berada di area teknis setelah insiden usai kemenangan Inter Miami 2-1 atas Club Atlas pada 30 Juli 2025.

boladunia | 19:04 WIB

Lionel Messi, kapten Inter Miami, terpaksa meninggalkan lapangan karena cedera hamstring hanya 10 menit setelah kick-off melawan Club Necaxa

boladunia | 18:03 WIB

Keputusan ini diambil menyusul performa buruk tim yang terpuruk dalam 10 laga tanpa kemenangan.

boladunia | 18:49 WIB

Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner, menjalani debutnya bersama klub Eredivisie Belanda, Fortuna Sittard

boladunia | 17:27 WIB

Fortuna Sittard resmi mendatangkan bek Timnas Indonesia, Justin Hubner

boladunia | 16:45 WIB
Tampilkan lebih banyak