Negara Dikuasai Taliban, Atlet Afghanistan Akhirnya Debut di Paralimpiade

Setelah dievakuasi secara diam-diam, Khudadi bisa keluar dari negaranya.

Husna Rahmayunita | BolaTimes.com
Kamis, 02 September 2021 | 18:45 WIB
Logo Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. (AFP/Behrouz Mehri)

Logo Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. (AFP/Behrouz Mehri)

Bolatimes.com - Negara Afghanistan kekinian dikuasai oleh Taliban yang berhasil merebut wilayah dan pemerintahan. Buntut dari itu, seorang atlet sempat kesulitan berlaga untuk Paralimpiade Tokyo 2020.

Ialah Zakia Khudadadi, atlet Taekwondo dari Afghanistan. Beruntung, setelah dievakuasi secara diam-diam, Khudadi bisa keluar dari negaranya.

Khudadi melakoni debutnya di Paralimpiade Tokyo 2020 untuk cabang olahraga taekwondo K44 -49kg putri.

Atlet berusia 22 tahun itu serta kompatriotnya, Hossain Rasouli, tiba di Tokyo pada 28 Agustus dari Paris.

Khudadi merupakan atlet perempuan pertama dari Afghanistan yang tampil di Paralimpiade sejak Athena 2004.

Sebelumnya, Khudadadi membuat sebuah video meminta pertolongan agar ia keluar dari Kabul demi menghidupkan kembali mimpinya menjadi atlet putri pertama dari negaranya di Paralimpiade.

Khudadadi menelan dua kekalahan atas wakil Ukraina Viktoriia Marchuk dan wakil Uzbekistan Isakova Ziyodakhon saat berlaga Makuhari Messe, Chiba.

Ia yang mengenakan jilbab putih tidak berbicara kepada wartawan setelah pertandingan. Sementara lawannya buka suara.

"Saya khawatir dengan situasi di Afghanistan, tetapi saya senang karena dia berhasil datang ke Tokyo dan bertanding dengan saya,” kata Marchuk usai mengalahkan Kudadadi di babak repechage, dikutip Reuters.

Sebelumnya, Hossain Rasouli, juga telah melakukan debutnya dalam cabang lompat jauh T47 pada 31 Agustus lalu. Ia menempati peringkat terakhir dari 13 peserta yang berlaga dalam nomor tersebut.

Baca Juga: Baru Gabung Chelsea, Momen Liburan Saul Niguez di Bali Jadi Sorotan

Namun belum diketahui apa yang akan dilakukan para atlet Afghanistan tersebut usai melakukan debutnya di Paralimpiade Tokyo 2020.

Aktivis HAM Human Rights For All Alison Battison yang terlibat dalam proses evakuasi mengatakan kepada Reuters kalau Australia telah menjamin visa kemanusiaan bagi dua atlet Afghanistan tersebut.

"Australia telah memberi mereka visa, tetapi ini semua dilakukan dengan terburu-buru yang luar biasa sehingga mereka membutuhkan ruang bernapas untuk memutuskan apa yang terbaik bagi mereka," ujar Battisson dikutip Kyodo.

(Antara)

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Perubahan aturan di olahraga padel tengah disuarakan oleh para pemain.

arena | 18:33 WIB

Tapi kamu jangan ngaku anak Padel, kalau belum tahu kosakata unik dalam Padel.

arena | 14:49 WIB

Olagraga padel kini dimainkan oleh lebih dari 25 juta orang di lebih dari 90 negara.

arena | 13:51 WIB

Seorang petarung MMA asal Rusia, Anastasia Luchkina (24 tahun), memicu kemarahan publik setelah memberikan vape kepada seekor orangutan

arena | 19:36 WIB

Jin Sasaki mengalami kehilangan ingatan enam minggu terakhir usai kalah KO dalam laga perebutan gelar juara dunia WBO kelas welter

arena | 13:01 WIB

Suara.com merayakan ulang tahun (HUT) ke-11 yang jatuh tepat pada tanggal 11 Maret 2025

arena | 16:09 WIB

Sosok yang juga Manajer Timnas Putri Indonesia itu terpilih secara aklamasi dalam Konges Biasa di Hotel Megaland, Solo, Minggu (22/12/2024).

arena | 14:06 WIB

CORE Indonesia meluncurkan laporan terbaru, Brief Report CORE Economic Outlook 2025, yang mengulas tekanan ekonomi global dan kebijakan domestik yang memengaruhi kelas menengah Indonesia.

arena | 14:21 WIB

Workshop kolaborasi Suara.com dan UAJY di 3 kota sukses digelar dengan diikuti 150 lebih digital creator

arena | 17:26 WIB

Al Farisi Baseball Softball National Championship III Jadi Ajang Pencarain Bakat Usia Muda. Kejuaraan ini digelar di Lapangan Softball Lodaya dan Lapangan Baseball Arcamanik, Kota Bandung dari tanggal 14 hingga 26 Oktober 2024.

arena | 00:22 WIB