5 Alasan Ole Gunnar Solskjaer Segera Dipecah Manchester United

Nasib Solskjaer tengah dipergunjingkan menyusul performa angin-anginan Manchester United.

Rauhanda Riyantama | BolaTimes.com
Senin, 18 Oktober 2021 | 18:00 WIB
Pelatih Ole Gunnar Solskjaer saat memberikan instruksi di laga Manchester United kontra Arsenal, Selasa (1/10/2019). [PAUL ELLIS / AFP]

Pelatih Ole Gunnar Solskjaer saat memberikan instruksi di laga Manchester United kontra Arsenal, Selasa (1/10/2019). [PAUL ELLIS / AFP]

Bolatimes.com - Ole Gunnar Solskjaer tengah mendapat sorotan dari seluruh pendukung Manchester United menyusul kekalahan dari Leicester City di pekan ke-8 Premier League.

Lagi-lagi Man United harus tergelincir saat bertandang ke markas Leicester City, King Power Stadium. Dalam laga tersebut, Setan Merah takluk dengan skor 2-4.

Kekalahan itu menjadi kekalahan kedua Manchester United dalam 8 laga Premier League yang telah dijalani musim ini. Selain itu, kekalahan itu menjadi kekalahan ke-4 Setan Merah sejauh ini di berbagai ajang sejauh ini.

Wajar bila Solskjaer lantas mendapat sorotan tajam. Apalagi saat ini Man United memiliki skuad mewah dan skuad termahal kedua di dunia berdasarkan data yang dihimpun dari Transfermarkt.

Selain itu, kekalahan itu menggambarkan perjalanan Man United selama hampir 3 tahun bersama Solskjaer. Dalam rentang waktu tersebut, Setan Merah tak mengalami perubahan signifikan sehingga terus menerus gagal bersaing dan meraih gelar juara.

Tak ayal, tuntutan agar Solskjaer segera cabut dari Man United bergema di kalangan para pendukungnya. Apalagi tuntutan itu disertai 5 alasan kuat yang membuat pria asal Norwegia itu harus segera dilengserkan.

1. Minim Taktik

Manchester City menerapkan gaya menyerang berbasis penguasaan bola, Chelsea menerapkan Counter-Pressing, dan Liverpool mengandalkan permainan memanfaatkan lebar lapangan serta bola Direct. Lalu, apa strategi permainan Man United bersama Solskjaer?

Selama hampir 3 tahun menukangi Man United, Solskjaer tak punya pola permainan sendiri baik itu dalam bertahan dan menyerang. Hal ini berimbas kepada kebingungan para pemain Setan Merah, terutama saat membongkar pertahanan lawan.

2. Terlalu Andalkan Kehebatan Pemain

Baca Juga: Ivan Perisic, Pemain Pertama yang Cetak Gol Penalti Pakai Kaki Kanan & Kiri

Percaya atau tidak, hasil-hasil apik yang didapat Man United dan Solskjaer hampir bergantung pada kualitas individu para pemainnya di lapangan.

Tak percaya? Laga melawan Villarreal dan West Ham United musim ini menjadi bukti  bahwa Solskjaer terlalu mengandalkan pemainnya di mana sang kiper, David De Gea, harus pontang panting menyelamatkan gawangnya dari serbuan lawan.

Jika Solskjaer punya sistem bertahan yang jelas, De Gea tentunya tak perlu repot-repot unjuk gigi setiap menerima serangan dari lawan.

3. Tak Andal dalam Memanfaatkan Potensi Pemain

Dengan skuad termewah kedua di dunia, ekspektasi yang diberikan kepada Solskjaer tentu akan tinggi. Sayangnya, ekspektasi itu tak dibarengi dengan pengetahuannya dalam memanfaatkan skuad mewahnya.

Saat ini, Man United dihuni oleh beberapa pemain bintang hampir di setiap posisinya. Tapi Solskjaer tak mampu mengeksploitasi kemampuan spesifik pemainnya dalam posisinya.

Sebagai contoh, ada Donny van de Beek yang kerap dicadangkan padahal ia tampil apik saat bermain di lini tengah. Lalu, Solskjaer pernah menaruh Paul Pogba yang notabene pemain tengah sebagai winger kiri dalam skema 4-2-3-1.

4. Tak Berdaya Melawan Tim yang Lemah

Poin nomor 4 ini berkesinambungan dengan poin pertama. Ketidakpahaman Solskjaer akan taktik dan tak adanya identitas permainan, membuat Man United sulit mengalahkan lawan-lawan yang notabene lemah.

Saat menghadapi Man United, tim-tim lemah cenderung bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik. Mau tak mau Solskjaer menginstruksikan pemainnya untuk menyerang tanpa adanya taktik yang jelas.

Alhasil, tak ada peluang berujung gol. Malah parahnya lagi, tak adanya sistem bertahan yang baik membuat Man United mudah kecolongan lewat serangan balik. Sebagai contoh ada laga melawan Istanbul Basaksehir musim lalu.

5. Kerap Salah Memilih Pemain yang Diturunkan

Sebagai seorang pelatih, Solskjaer wajib memahami kondisi pemain dan mengerti taktik yang akan lawan mainkan sebelum memilih pemain yang diturunkan.

Namun, kesulitan Solskjaer memahami taktik membuat Man United kerap salah menurunkan pemain dalam laga yang akan dimainkan.

Sebagai contoh di laga melawan Everton beberapa waktu lalu, ia mencadangkan Cristiano Ronaldo yang tengah moncer. Belum lagi kala melawan Leicester City kemarin, di mana Solskjaer menurunkan Harry Maguire yang kabarnya dibekap cedera.

Selain itu, cara Solskjaer memilih pemain untuk posisi Double Pivot di skema 4-2-3-1. Entah bagaimana, ia kerap salah dalam memilih pemain yang berujung rusaknya keseimbangan di lini tengah Setan Merah.

Memang Man United tak punya gelandang bertahan murni. Tapi itu bukan alasan mengingat banyaknya opsi yang ia miliki untuk sektor tersebut.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Berita Terkait TERKINI

Kapan pertandingan Piala Super Eropa 2025 akan digelar?

boladunia | 22:40 WIB

Bagi Rafael, kebiasaan ini terasa mengganggu.

boladunia | 22:16 WIB

Ronaldinho, yang bermain untuk Barcelona antara 2003 hingga 2008, memang fenomena.

boladunia | 21:14 WIB

Striker Uruguay, Darwin Nunez, resmi meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan raksasa Liga Pro Saudi, Al-Hilal,

boladunia | 19:35 WIB

Bayern Munich tampil superior dalam laga persahabatan internasional melawan Tottenham Hotspur, Jumat (8/8/2025) dini hari WIB.

boladunia | 21:20 WIB

Legenda sepak bola Belanda, Ronald Koeman, akan menerima Eredivisie Oeuvre Award

boladunia | 22:45 WIB

Rekan Kevin Diks di Gladbach itu secara tegas menyatakan hanya ingin bergabung dengan Ajax Amsterdam.

boladunia | 22:34 WIB

Fortuna Sittard buat gebrakan jelang kick off Eredivisie 2025.

boladunia | 22:30 WIB

Jamory L., pelatih asal Belanda berusia 44 tahun, ditahan oleh otoritas di Siprus atas dugaan kasus pelecehan seksual

boladunia | 22:24 WIB

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Jorge Costa, direktur sepak bola dan mantan kapten legendaris FC Porto, yang meninggal dunia

boladunia | 11:07 WIB