Band Pussy Riot Ungkap Alasannya Mengganggu Final Piala Dunia

Setelah beberapa jam pertandingan itu berakhir, tersebar video alasan dibalik insiden yang dilakukan oleh band Pussy Riot tersebut.

Galih Priatmojo | Andiarsa Nata | BolaTimes.com
Senin, 16 Juli 2018 | 09:57 WIB
Seorang anggota Pussy Riot mendekat Mbappe/Twitter

Seorang anggota Pussy Riot mendekat Mbappe/Twitter

Bolatimes.com - Band punk rock wanita yang bernama Pussy Riot menjadi pihak yang bertanggung jawab atas insiden terganggunya pertandingan final Piala Dunia 2018 antara Kroasia dan Prancis. Setelah beberapa jam pertandingan itu berakhir, tersebar video alasan di balik insiden yang dilakukan mereka.

Laga final Piala Dunia 2018 yang berlasung di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7/2018) itu berhasil dimenangkan oleh Prancis dengan skor 4-2 atas Kroasia.

Namun sebelum pertandingan itu berakhir, terdapat insiden dimana pertandingan harus dihentikan lantaran sekolompok orang mengganggu pertandingan dengan memasuki lapangan.

Baca Juga: Kemenangan Prancis, Kemenangan untuk Para Imigran

Kejadian itu terjadi pada menit ke-53, saat Kroasia tengah tertinggal 1-2 dari Prancis. Saat itu anak asuh Zlatko Dalic tengah melakukan serangan balik. Namun tiba-tiba sekelompok orang yang diketahui berasal dari band punk rock wanita yang bernama Pussy Riot memasuki lapangan.

Pussy Riot di final Piala Duni 2018. (sumber: Standard Evening).
Pussy Riot di final Piala Duni 2018. (sumber: Standard Evening).

Anggota band Pussy Riot itu mengenakan celana panjang hitam dengan kemeja putih dan memakai dasi hitam. Empat anggota band tersebut tiba-tiba muncul dari belakang gawang kiper Prancis, Hugo Lloris.

Setelah insiden itu terjadi, Pussy Riot mengklaim bertanggung jawab atas insiden yang mengganggu pertandingan final Piala Dunia 2018.

Baca Juga: Dejan Lovren Nilai Prancis Tidak Bermain Sepak Bola di Final

Berdasarkan The Guardian, Band ini terkenal lantaran diketahui karena aksinya yang menuntut Presiden Rusia, Vladimir Putin terkait:

1. Membebaskan semua tahanan politik
2. Tidak memenjarakan orang karena media sosial
3. Hentikan penangkapan ilegal di rapat-rapat politik
4. Izinkan persaingan politik di Rusia
5. Jangan membuat tuduhan kasus kriminal dan menahan orang tanpa alasan

Namun baru-baru ini tersebar video pertanggung jawaban dari Pussy Riot terkait aksinya mengganggu pertandingan final Piala Dunia 2018. Dalam video tersebut mereke mengungkapkan alasan di balik aksinya tersebut.

Baca Juga: Menara Eiffel Rayakan Prancis Juara Piala Dunia 2018

"Sahabatku, mungkin Anda tahu bahwa tidak ada aturan hukum di Rusia dan polisi mana pun dapat dengan mudah masuk ke dalam hidup Anda tanpa alasan. Piala Dunia FIFA menunjukkan dengan sangat baik bagaimana polisi Rusia yang baik dapat berprilaku. tapi apa yang akan terjadi setelah itu berakhir? kesimpulan dan solusinya adalah satu satu: Anda harus berjuang untuk mencegah pemalsuan tuduhan kriminal dan menangkap orang tanpa alasan," ungkap anggota Pussy Riot.

"Agar ini terjadi, Anda memerlukan satu hal yang disebut kompetisi politik. kemungkinan untuk berpartisipasi dalam kehidupan negara Anda sendiri dan terpilih. untuk semua orang. Semua ini adalah hal yang sangat sederhana. tetapi Anda harus memutuskan sendiri apa yang dapat Anda lakukan secara pribadi sehingga Rusia Anda akan menjadi jauh lebih indah," tutupnya.

Baca Juga: Griezmann Kibarkan Bendera Uruguay Saat Perayaan Juara Prancis

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Kabar kurang sedap datang dari pemain naturalisasi Malaysia, Jon Irazabal.

boladunia | 18:49 WIB

Jakarta resmi ditunjuk oleh FIFA sebagai pusat kegiatan regional untuk kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.

boladunia | 18:39 WIB

Tran Quoc Tuan menegaskan bahwa Vietnam tidak akan mengikuti jejak Indonesia dan Malaysia yang melakukan naturalisasi massal.

boladunia | 18:29 WIB

Pelatih anyar Italia Gennaro Gattuso, langsung menunjukkan ambisinya setelah resmi menggantikan Luciano Spalletti.

boladunia | 17:53 WIB

Kerusuhan mengerikan terjadi di Liga Libya antara Al-Ahly Tripoli melawan Al-Ittihad pada Rabu malam waktu setempat

boladunia | 17:41 WIB

Momen yang tak biasa terjadi di tengah perhelatan Piala Dunia Antarklub 2025, melibatkan skuat Juventus dan presiden AS Donald Trump.

boladunia | 16:48 WIB

Meski sudah mendatangkan pemain Timnas Indonesia, Kevin Diks dan pemain Jerman, Jens Castrop, Gladbach dirumorkan akan datangkan pemain lain di sektor belakang

boladunia | 16:29 WIB

Eks bintang Manchester United, Ander Herrera mendapat sanksi larangan bermain empat pertandingan dari FIFA

boladunia | 16:15 WIB

Geremi Njitap, resmi dijatuhi hukuman larangan berkecimpung di dunia sepak bola selama lima tahun

boladunia | 16:04 WIB

Momen nyeleneh terjadi di Gedung Putih, Washington D.C., Rabu 18 Juni 2025 waktu setempat, ketika Donald Trump berbicara soal Piala Dunia Antarklub FIFA 2025.

boladunia | 14:42 WIB

Pemain keturunan Indonesia, Tijjani Reijnders, langsung mencuri perhatian di laga debutnya bersama Manchester City.

boladunia | 11:42 WIB

Debut Xabi Alonso sebagai pelatih Real Madrid di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 tak berjalan sesuai harapan.

boladunia | 09:29 WIB

Kevin Diks memberikan video update yang cukup melegakan bagi para pendukung Die Fohlen.

boladunia | 22:41 WIB

Kabar melegakan datang dari Borussia Monchengladbach terkait kondisi Kevin Diks,

boladunia | 22:32 WIB

Eks pelatih AC Milan, Sergio Conceiao, dilaporkan menjadi kandidat utama untuk menukangi klub Arab Saudi, Al-Nassr

boladunia | 22:22 WIB

Berikut lima hal yang menjadi sorotan pasca debut pelatih Cristian Chivu bersama Inter Milan

boladunia | 22:15 WIB

Massimo Ambrosini, angkat bicara soal penunjukan Gennaro Gattuso sebagai pelatih baru Gli Azzurri.

boladunia | 22:09 WIB

Carles Puyol memprediksi Cristiano Ronaldo akan membawa Portugal meraih gelar Piala Dunia 2026.

boladunia | 21:29 WIB
Tampilkan lebih banyak