Kemenangan Prancis, Kemenangan untuk Para Imigran

Terima kasih Mbappe dan kawan-kawan karena telah mengingatkan kembali kekuatan dari keberagaman ras dan etnis.

Rendy Adrikni Sadikin | BolaTimes.com
Senin, 16 Juli 2018 | 09:25 WIB
Samuel Umtiti bersama timnas Prancis mencium Piala Dunia 2018

Samuel Umtiti bersama timnas Prancis mencium Piala Dunia 2018

Bolatimes.com - Kemenangan 4-2 Prancis atas Kroasia di final Piala Dunia 2018 mewakili kemenangan untuk Afrika dan imigran di mana saja.

Menurut kolumnis CNN, Peniel Joseph, kemenangan Prancis tersebut sangat penting menyusul adanya sentimen antiimigran, terutama etnis Afrika, yang mengguncang masyarakat di sana selama dua dekade terakhir.

Pada 2015, misalnya. Kerusuhan rasial dan kaum urban meledak di perumahan pinggiran luar Paris menyusul kematian dua remaja yang tersengat listrik ketika dikejar polisi.

Sebulan lalu, kerusuhan meletus di Kota Nanetes, Prancis. Seorang pemuda imigran asal Guinea tewas ditembak oleh polisi.

Bentrokan karena kebrutalan polisi, rasisme dan peluang ekonomi memicu debat di sepanjang Eropa dan Amerika Serikat, terkait siapa yang berhak untuk menjadi warga negara.

Imigran dengan ras Afrika berkembang memenuhi populasi masyarakat Prancis, terutama daerah-daerah miskin dan berbahaya.

Banyak dari imigran--dan warga negara tentunya--terkoneksi dengan Prancis dan masa lalu kolonial Uni Eropa yang lebih besar.

Nah, kemenangan Prancis di Piala Dunia 2018 tak dipungkiri merupakan andil dari 15 lebih pemain mereka yang adalah etnis Afrika.

Sebut saja, striker muda bersinar Tim Ayam Jantan, Kylian Mbappe, yang berusia 19 tahun. Dia lahir dari ayah berkebangsaan Aljazair dan ibu berkebangsaan Kamerun.

Para pemain dengan akar Afrika inilah yang 'melawan' keberingasan slogan rasisme yang kerap dilontarkan oleh sejumlah fan sepak bola Eropa kepada pemain kulit hitam.

Baca Juga: Dejan Lovren Nilai Prancis Tidak Bermain Sepak Bola di Final

Mereka mengingatkan kembali esensi sepak bola sebagai olah raga paling populer di bumi dan arti menjadi seorang warganegara.

Keberagaman etnis dan ras dalam tim Prancis yang berlaga di Piala Dunia 2018 menawarkan hal lain yang lebih optimistis terkait pelajaran tentang imigrasi, globalisasi dan kewarganegaraan.

Ketika anggota tim lain akan dielu-elukan sebagai pahlawan di Prancis, mereka dengan darah Afrika akan menghadapi diskriminasi berdasarkan warna kulit mereka.

Tak terhitung jumlahnya imigran Afrika yang menghadapi sambutan menakutkan ketika mereka dan keluarga masuk ke Prancis.

Sambutan hangat warga Prancis yang berdarah Afrika tentunya mesti diperluas ke sejumlah besar imigran dari seluruh diaspora Afrika dan Karibia yang mencari suaka melawan bencana di negara mereka masing-masing.

"Dan kita bisa melihat dukungan Prancis terhadap Mbappe dan teman-teman, sebagai contoh. Dari wilayah asal Mbappe, yakni pinggiran Paris, Bondy, warga Prancis baik tua maupun muda dengan bangga mengusung spanduk sepak bola Prancis. Mereka mengenakan jersey yang dipakai Mbappe dan meneriakkan kalimat penyemangat untuk anggota tim," tulis Peniel Joseph, seperti dikutip dari CNN, Senin (16/7/2018).

Pendeknya, juara Piala Dunia ini mengingatkan publik bahwa di era globalisasi, keberagaman ras dan etnis mewakili ketangguhan di seluruh lapisan masyarakat.

"Ini merupakan hal yang membangun jembatan kultural dan politis di dalam maupun di antara negara-negara, negara bagian, maupun lingkungan masyarakat," tulis Joseph.

Untuk jutaan fan sepak bola di seluruh dunia, Afrika baru saja memenangkan Piala Dunia. Ini bukan angan-angan belaka. 'Kekuatan' tim Prancis mewakili response yang dahsyat melawan dinding untuk menahan dan merendahkan populasi imigran.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Kapan pertandingan Piala Super Eropa 2025 akan digelar?

boladunia | 22:40 WIB

Bagi Rafael, kebiasaan ini terasa mengganggu.

boladunia | 22:16 WIB

Ronaldinho, yang bermain untuk Barcelona antara 2003 hingga 2008, memang fenomena.

boladunia | 21:14 WIB

Striker Uruguay, Darwin Nunez, resmi meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan raksasa Liga Pro Saudi, Al-Hilal,

boladunia | 19:35 WIB

Bayern Munich tampil superior dalam laga persahabatan internasional melawan Tottenham Hotspur, Jumat (8/8/2025) dini hari WIB.

boladunia | 21:20 WIB

Legenda sepak bola Belanda, Ronald Koeman, akan menerima Eredivisie Oeuvre Award

boladunia | 22:45 WIB

Rekan Kevin Diks di Gladbach itu secara tegas menyatakan hanya ingin bergabung dengan Ajax Amsterdam.

boladunia | 22:34 WIB

Fortuna Sittard buat gebrakan jelang kick off Eredivisie 2025.

boladunia | 22:30 WIB

Jamory L., pelatih asal Belanda berusia 44 tahun, ditahan oleh otoritas di Siprus atas dugaan kasus pelecehan seksual

boladunia | 22:24 WIB

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Jorge Costa, direktur sepak bola dan mantan kapten legendaris FC Porto, yang meninggal dunia

boladunia | 11:07 WIB