Beda Ultras dan Hooligan di Sepak Bola, Siapa Si Tukang Rusuh?

Di sepak bola dikenal sebutan Hooligan dan Ultras, apa perbedaan keduanya dan siapa yang paling tukang rusuh?

Galih Prasetyo | BolaTimes.com
Kamis, 02 Februari 2023 | 11:06 WIB
Ilustrasi Ultras yang ada di Italia. Dalam foto merupakan aksi demonstrasi ultras Italia yang berlangsung di Roma, 14 November 2009

Ilustrasi Ultras yang ada di Italia. Dalam foto merupakan aksi demonstrasi ultras Italia yang berlangsung di Roma, 14 November 2009

Bolatimes.com - Di dunia suporter sepak bola, lazim kita mendengar istilah Hooligan dan Ultras. Bagi sebagian pihak kerap menyamakan keduanya. Padahal jika ditilik lebih jauh, ada perbedaan mendasar dari ultras dengan holigan.

Mungkin ada satu persamaan mendasar dari utras dan hooligan yakni mereka sama-sama datang ke stadion sepak bola. Namun apakah kelompok yang disebut utras dan hooligan memiliki kecintaan pada klub atau negara yang mereka dukung, hal ini masih jadi perdebatan.

Kelompok suporter yang dicap hooligan dan ultras ternyata memiliki jurang perbedaan. Seperti dilansir dari Schulzeug.at, suporter yang dicap hooligan datang ke stadion bukan karena memiliki minat dan cinta pada sepak bola.

Baca Juga: Padahal Tak Ikut Main, Kurzawa Ikut Diamuk Ultras PSG usai Tersingkir dari Liga Champions

Hooligan yang datang ke stadion hanya ingin mendapat kesempatan untuk bisa menggelar kericuhan. Ya singkatnya, hooligan di Eropa merupakan cap yang menempel pada kelompok suporter tukang rusuh.

"Sebagian besar suporter semacam ini memiliki latar belakang politik dan sering kali tak peduli harus bertarung dengan siapapun, selama ada pertengkaran, mereka akan selalu hadir,"

Sedangkan Ultras memiliki motivasi yang sama sekali berbeda. Tujuan utama para ultras yang ialah mendukung tim mereka. Ultras hidup untuk klub mereka, waktu dan tenaga bahkan uang dihabiskan untuk menunjukan rasa cinta besar untuk klub.

Baca Juga: Begini Nasib Fans Celtic yang Ditusuk Ultras Lazio

Sejarah Hooligan

Etimologi hooligan di Eropa tidak jelas kapan mulai diperkenalkan. Banyak versi soal sejarah hooligan ini. Namun dari sejumlah literasi menyebutkan bahwa istilah hooligan berasal dari nama keluarga asal Irlandia yang tinggal di London Selatan pada abad ke-18 atau 19.

Nama keluarga itu O'Hoolihan dan citra keluaga ini dikenal sebagai tukang rusuh, pemabuk dan kerap melakukan keributan. Nama keluarga O'Hoolihan ini kemudian berubah menjadi 'Hoolihan' dan kemudian menjadi Hooligan.

Baca Juga: Video: Nih Tradisi Bangunkan Sahur ala Hooligan, Ada Sayur Lodehnya Juga

Namun ada juga versi lain soal asal usul penamaan Hooligan. Versi kedua menyebutkan cap Hooligan yang identik dengan tukang rusuh diambil dari nama seorang Irlandia bernama Patrick Hooligan.

Patrick Hooligan tinggal di London pada akhir abad ke-18. Ia yang memprakarsai banyak perkelahian jalanan di kota London kala itu. Semenjak saat itu polisi Inggris menggunakan nama pria itu untuk menggambarkan aksi kekerasan jalanan.

Namun dua versi cerita itu pun masih menjadi perdebatan. Akan tetapi, faktanya, sebuah kata di Irlandia, "hooley" memiliki arti liar dan kata ini diidentikkan dengan Hooligan.

Baca Juga: Ultras Tim Liga Kolombia Ini Bawa Jasad Suporter dalam Peti Mati ke Stadion

Lantas kapan hooligan diidentikkan dengan suporter tukang rusuh di sepak bola? Insiden pertama hooligan terjadi di penghujung abad ke-19. Saat itu terjadi penyerangan kepada pemain dan wasit di sebuah laga yang berlangsung di Inggris. Namun, aksi ricuh ini luput dari publikasi media.

Baru saat rusuh suporter Celtic dan Ranges yang terjadi pada 1909 di final Piala Skotlandia, istilah hooligan digunakan media dan publik Inggris.

Cap hooligan juga sebenarnya tak melulu kepada kelompok suporter asal Inggris. Di Kroasia, ada dua kelompok suporter yang dicap hooligan, mereka adalah The Bady Blue Boys yang mendukung Dinamo Zagreb dan Torcida, pendukung Hajduk Split.

Citra kelompok ini sangat liar. Pada 13 Mei 1990, usai laga yang mempertemukan Dinamo Zagreb vs Hajduk Split, dua kelompok suporter ini saling baku pukul. Tercatat ada 500 suporter yang alami luka-luka, sebagian besar karena aksi kekerasan polisi.

Peristiwa ini cukup dikenal publik sepak bola. Hal ini lantaran salah satu pemain Hajduk, Zvonimir Boban turun ke lapangan dan membela suporter Dinamo Zagreb saat dipukuli polisi.

Sementara di Jerman, kelompok suporter yang dicap hooligan kerap dikaitkan dengan gerakan neo-Nazi. Tentu saja gerakan hooligan di Jerman ini identik dengan perilaku rasisme.

Sejarah Ultras

Istilah Ultras sebenarnya lebih dikenal di Italia. Di Italia, kelompok Ultras dianggap gerakan nyata mendukung tim kesayangan.

Kelompok ultras yang pertama kali didirikan tercatat pada 1968 dengan nama Fossa dei Lioni atau dalam bahasa Indonesia, Sarang Singa. Kelompok ini ialah ultras AC Milan.

Setahun setelah Sarang Singa terbentuk, di Italia Utara bermunculan kelompok Ultras lainnya seperti Boys S.A.N. (Squadre d'Azione Nerazzurre) yang mendukung Inter, kekinian kelompok ini kemudian menjadi organisasi sayap kanan.

Pada 1972, gerakan ultras mulai bermunculan di Italia Selatan. Di Naples berdiri Komando Ultra yang menjadi basis pendukung Napoli. Lalu pada 1977 berdiri ultras AS Roma yang bernama Commando Ultra Curva Sud (CUCS).

Dikutip dari berbagai sumber, pada era 70-an, hampir seluruh tim di Italia, baik yang bermain di Serie A, Serie B atau Serie C memiliki kelompok ultras.

Fakta juga menunjukkan bahwa selain Boys S.A.N, kelompok ultras yang didirikan memiliki hubungan dengan gerakan kiri atau komunis di Italia.

Namun sama seperti hooligan, kelompok ultras yang menjamur di Italia di akhir 60-an dan awal 70-an juga kerap melakukan perkelahian jalanan.

Kondisi ini yang kemudian membuat kelompok ultras di-stereotype sebagai individu yang agresif dan non kooperatif.

Meski begitu, mentalitas ultras menjadi hal menonjol pada kelompok suporter ini. Di ultras ada poin-poin penting yang wajib mereka penuhi yakni, kesetiaan pada kelompok, menghormati anggota lebih tua dan konsep pertarungan yang terhormat.

Poin terakhir menjadi sangat penting bagi kelompok ultras. Mereka dilarang saat bertarung menggunakan senjata. Mereka juga dilarang menyerang orang yang tidak salah.

Aturan tidak tertulis ini yang kemudian membuat kelompok ultras di era 70-an saat melakukan perkelahian biasanya menyerang dengan kelompok yang berbeda secara garis politik.

Menariknya pada awal 80-an, gerakan ultras di Italia mulai menghilang dari stadion. Baru mendekati pertengahan era 80-an, ultras kembali tunjukkan eksistensi di sepak bola Italia.

Di Turin, muncul dua kelompok ultras yang memiliki garis pandang politk berbeda. Dua kelompok ultras ini sama-sama pendukug Torino. Ada Toro yang memiliki pandangan politik kiri. Lalu pada 1981, terbentuk Granata Korps yang memiliki pandangan politik kanan.

Meski sangat jauh berbeda dari latar belakang sejarah dengan hooligan, eksistensi ultras di Italia juga kerap jadi incaran aparat penegak hukum.

Pada 1987, 12 anggota Brigate Gialloblù, ultras Verona ditangkap polisi. Ke-12 orang itu dituduh mendirikan 'federasi kriminal'. Sebagai bentuk dukungan kepada 12 orang itu, suporter Verona lainnya menolak untuk datang ke stadion.

Mereka lalu membetangkan spanduk bertuliskan, 'Tidak hanya 12, tapi 5000 pelakunya', spanduk ini sebagai sindiran kepada pihak kepolisian yang menangkap rekan mereka. Sayangnya empat tahun kemudian setelah insiden penangkapan itu, kelompok ultras ini bubar.

Sepanjang periode 1987 hingga 2003, tidak ada kejadian menghebohkan soal sepak terjang ultras. Namun selama periode itu banyak ultras yang juga terbunuh.

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Mike Tyson (57) dan Jake Paul akan adu jotos pada 20 Juli di AT&T Stadium Texas, yang merupakan markas klub NFL Dallas Cowboys.

timespedia | 09:02 WIB

kartu merah yang dikeluarkan wasit bentuknya tidak persegi seperti biasanya, melainkan berupa lingkaran

timespedia | 20:58 WIB

berikut adalah teknik dasar bola voli untuk pemula agar bisa mahir dan jadi atlet seperti Shella Bernadetha.

timespedia | 06:00 WIB

Sriartha mulai bermain basket sejak SD. Ia kemudian bergabung dengan tim ekstrakurikuler basket di sekolahnya dan mendapat kesempatan berlatih di klub Merpati Denpasar.

timespedia | 16:50 WIB

Bikini memiliki desain yang simpel dan nyaman, sehingga dapat mendukung gerakan renang yang dinamis.

timespedia | 14:47 WIB

Untuk bermain sepak bola, diperlukan lapangan yang sesuai dengan standar. Ukuran lapangan sepak bola standar nasional di Indonesia adalah sebagai berikut:

timespedia | 14:21 WIB

Marshella Aprilia ngaku baru putus dengan Pratama Arhan sebulan lalu sebelum ditinggal nikah.

timespedia | 20:00 WIB

Apa itu Premier League Summer Series 2023?

timespedia | 10:15 WIB

Berikut ulasan sejarah olahraga panahan.

timespedia | 19:30 WIB

Berikut ulasan jenis-jenis strategi dalam bola voli.

timespedia | 18:00 WIB

Wajib tahu, berikut istilah-istilah dalam catur.

timespedia | 15:30 WIB

Jangan heran jika nantinya ada pemain keturunan Jawa di Timnas Kaledonia Baru U-17 yang tampil pada Piala Dunia U-17 2023 Indonesia

timespedia | 17:56 WIB

Intip perbedaan mini soccer dengan sepak bola dan futsal.

timespedia | 11:00 WIB

Raket harus sesuai dengan gaya permainan Anda yang cenderung gemar bertahan atau menyerang

timespedia | 17:09 WIB

Di ajang ini, Jakarta Bhayangkara Presisi berhasil lolos ke final

timespedia | 08:14 WIB

Jangan ketinggalan event Jatim Media Summit akan digelar 24-25 Mei. Buruan daftar.

timespedia | 17:23 WIB

Buat skuatmu menjadi tangguh

timespedia | 07:48 WIB

Berikut ulasan cara main FIFA Mobile di PC.

timespedia | 13:21 WIB
Tampilkan lebih banyak