Mengenal Andi Ramang, Legenda Timnas Indonesia yang Bobol Gawang Lev Yashin

Karena kehebatannya tersebut, nama Andi Ramang kemudian mendapat pengakuan dari FIFA.

Rauhanda Riyantama | BolaTimes.com
Sabtu, 27 November 2021 | 12:00 WIB
Legenda Timnas Indonesia, Andi Ramang. (Twitter/@FootyTawa)

Legenda Timnas Indonesia, Andi Ramang. (Twitter/@FootyTawa)

Bolatimes.com - Sepak bola Indonesia banyak melahirkan legenda-legenda di setiap generasinya. Salah satu legenda yang begitu harum namanya di sepak bola Tanah Air adalah Andi Ramang.

Tak banyak penikmat sepak bola Indonesia saat ini mengenal sosok Andi Ramang. Wajar saja mengingat sepak terjangnya  terjadi di dekade 40 dan 60 an.

Andi Ramang adalah pesepak bola asal Sulawesi Selatan. Ia lahir pada 24 April 1924 di Kabupaten Barru. Di usia 18 tahun, Ramang pindah ke Makassar pasca menikah.

Baca Juga: Alasan Klub Spanyol yang Pakai Nama Real Memiliki Mahkota di Logonya

Di Makassar, Ramang mengadu nasib dengan bekerja serabutan dari jadi tukang becak hingga kernet truk. Dua tahun berselang, ia mendapat kesempatan untuk memperkuat PSM Makassar.

Ramang menembus skuad PSM berkat kompetisi yang ia ikuti bersama Persis (Persatuan Sepak Bola Induk Sulawesi) atau Coution Voetbal Bond.

Nama Ramang di kancah sepak bola nasional melesat setelah ia dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia pada 1952 untuk menggantikan seniornya, Sunar Arland.

Baca Juga: Suami Siaga! Momen Raffi Ahmad Temani Nagita Sejak Hamil hingga Lahiran

Uniknya, Ramang yang berposisi penyerang datang dengan status bek kanan seperti Sunar. Karena posturnya yang mungil, pelatih timnas saat itu, Tony Pogacnik tak terkesan dengannya.

Beruntung lewat campur tangan pengurus PSSI bernama Maladi, Ramang dikembalikan ke posisi semulanya yakni sebagai striker dan berhasil unjuk gigi.

Karier Ramang di level klub lebih banyak dihabiskan di PSM Makassar. Kehebatannya semasa bermain membuat namanya abadi sebagai julukan klub tersebut yakni Pasukan Ramang.

Baca Juga: Awal Mula Rivalitas Boca Juniors dan River Plate hingga Jadi Derbi Terganas

Tapi, sepak terjang dari Andi Ramang yang begitu fenomenal lebih banyak dikenang saat berseragam Timnas Indonesia. Seperti apa sepak terjangnya?

Kurcaci Monster yang Diakui FIFA

Perjalanan Andi Ramang sebagai pemain Timnas Indonesia membuatnya mendapat pengakuan dari induk sepak bola dunia, FIFA.

Baca Juga: Jadwal Indonesia Open 2021 Hari Ini: 3 Wakil Merah Putih Bidik Tiket Final

FIFA bahkan pernah menceritakan kisah hebat Ramang untuk memperingati 25 tahun meninggalnya sang legenda pada 26 September 2012 lalu sebagai bentuk pengakuan atas performanya.

Kisah mengenai Ramang yang diangkat oleh FIFA adalah soal kehebatannya di ajang Olimpiade 1956 di Melbourne. Saat itu, penyerang legendaris ini mencuri perhatian saat melawan Uni Soviet di babak perempat final.

FIFA menggambarkan bahwa Ramang yang berpostur mungil itu mengobrak-abrik pertahanan Uni Soviet yang banyak diisi oleh bek-bek dengan postur tubuh besar.

Karena penampilannya yang ciamik itu, Ramang hampir menjebol gawang Uni Soviet yang dijaga kiper legendaris dunia, Lev Yashin.

“Bek-bek Uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang yang bertubuh mungil melewati dua pemain dan memaksa Lev Yashin melakukan beberapa aksi penyelamatan,” kenang FIFA.

“Pada menit ke-84, pemain berusia 32 tahun itu hampir membuat Indonesia unggul andai saja tendangannya tidak ditahan oleh pria yang selanjutnya disebut kiper terhebat dalam sejarah sepak bola,” tulis FIFA lagi.

Ramang pun dalam bincang-bincangnya mengaku ia bisa saja menjebol gawang Lev Yashin jika kaus yang ia kenakan tak ditarik lawan.

Karena laga berakhir 0-0, laga pun dilanjutkan dengan partai ulangan di mana Ramang lantas mendapat pengawalan dan Indonesia pun akhirnya tumbang dari tangan Uni Soviet dengan skor 0-4 dan gagal melangkah ke semifinal Olimpiade 1956.

Kisah Ramang yang mampu memporak porandakan barisan pertahanan Uni Soviet yang bertubuh besar, membuatnya dijuluki Kurcaci Monster.

Sayangnya, kisah indah Ramang di sepak bola tak selaras dengan kehidupannya. Saat itu, sepak bola dianggap setara dengan kuda pacuan, sehingga para pelakunya tak punya penghasilan masif seperti pemain saat ini.

Akibatnya, Ramang terjerat kemiskinan. Apalagi ditambah kasus suap Skandal Senayan 1962 yang menyeret namanya hingga membuat kariernya tenggelam.

Pasca gantung sepatu, Ramang sempat memilih berkarier menjadi pelatih di PSM dan Persipal Palu. Namun, ia lalu disingkirkan hanya karena ia tak punya sertifikat kepelatihan.

Kisah hidup Andi Ramang pun usai pada 1987. Dirinya meninggal dunia di rumahnya yang sederhana akibat penyakit paru-paru yang ia derita.

Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Mulai musim 2025/2026, Liga 1yang kini berganti nama menjadi Super Leagueakan menerapkan kebijakan kontroversial

bolaindonesia | 23:21 WIB

Meski begitu, ada kompetisi untuk pesepak bola Putri di Indonesia. Salah satunya ialah turnamen HYDROPLUS Piala Pertiwi 2025.

bolaindonesia | 11:55 WIB

Jordi Amat, resmi memulai langkah perdananya bersama Macan Kemayoran pada sesi latihan yang digelar di Persija Training Ground, Bojongsari

bolaindonesia | 10:45 WIB

Pelatih yang akrab disapa Coach RD itu percaya bahwa suatu saat nanti, level permainan Indonesia bisa menyamai atau bahkan melampaui tim-tim dari kasta kedua Liga Inggris

bolaindonesia | 21:22 WIB

Memasuki Liga 1 musim 2025/2026, pemain PSM Makassar dipersiapkan dengan matang oleh pelatih Bernardo Tavares.

bolaindonesia | 21:15 WIB

PT Liga Indonesia Baru (LIB) resmi menunjuk Takeyuki Oya sebagai General Manager (GM) Competition dan Operation.

bolaindonesia | 20:58 WIB

Salah satu media di Korea menyoroti perihal kritikan tajam yang disampaikan Andre Rosiade kepada Patrick Kluivert.

bolaindonesia | 20:39 WIB

Rekrutan anyar Persib, Alfeandra Dewangga gusar pasca kekalahan Maung Bandung di laga perdana Piala Presiden 2025.

bolaindonesia | 20:52 WIB

Persib Bandung keok saat menghadapi wakil Thailand, Port FC di laga perdana Piala Presiden 2025, Minggu (6/7).

bolaindonesia | 20:44 WIB

Rahmad Darmawan, mengaku telah melakukan analisis menyeluruh terhadap calon lawan pertama mereka di Grup A, yakni klub asal Inggris Oxford United.

bolaindonesia | 22:17 WIB

Jordi Amat penggawa Timnas Indonesia resmi bergabung ke tim Macan Kemayoran dan akan aruingi Liga Indonesia 2025/2026.

bolaindonesia | 21:17 WIB

Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat dikabarkan resmi bergabung ke Persija Jakarta.

bolaindonesia | 20:57 WIB

Nama Jordi Amat kini tidak hanya dikenal sebagai pemain sepak bola naturalisasi Timnas Indonesia, tetapi juga sebagai sosok dengan garis keturunan bangsawan dari tanah Sulawesi.

bolaindonesia | 20:47 WIB

Spekulasi akan berlabuh ke mana Jordi Amat di musim depan terjawab sudah.

bolaindonesia | 19:59 WIB

Pemain anyar Persib Bandung, Luciano Guaycochea, mengungkapkan rasa bahagianya setelah mendapat sambutan hangat dari rekan-rekan barunya.

bolaindonesia | 20:08 WIB

Erick Thohir, mengonfirmasi bahwa Timnas Indonesia akan segera kedatangan satu pemain keturunan baru, yakni Mauro Zijlstra.

bolaindonesia | 19:59 WIB

Melawan Pakistan, Timnas Indonesia kalah 0-2 di laga kedua kualifikasi Piala Asia Putri 2026 Grup D, di Indomilk Arena.

bolaindonesia | 12:38 WIB

Terbaru, Maung Bandung resmi mendatangkan bek tengah asal Argentina, Patricio Martin Matricardi

bolaindonesia | 22:32 WIB
Tampilkan lebih banyak