Mengenal Liga Palestina yang Terbagi Jadi Dua, Liga Premier Tepi Barat dan Liga Premier Jalur Gaza

Unik, Liga Palestina ternyata terbagi menjadi dua, yakni Liga Premier Tepi Barat dan Liga Premier Jalur Gaza.

Rauhanda Riyantama | BolaTimes.com
Senin, 03 April 2023 | 15:15 WIB
Mohammed Rashid sukses juara Piala Liga Palestina bersama Jabal Al-Mukaber. (Instagram/moerashid95)

Mohammed Rashid sukses juara Piala Liga Palestina bersama Jabal Al-Mukaber. (Instagram/moerashid95)

Bolatimes.com - Liga Palestina memiliki dua kompetisi sepak bola yang cukup unik, digelar sebagai Liga Primer Tepi Barat dan Liga Primer Jalur Gaza.

Jalur Gaza menjadi titik meruncingnya konflik Palestina-Israel yang terjadi sejak 1967, wilayah yang berhadapan langsung dengan Laut Mediterania.

Wilayah Gaza diambil alih kelompok Hamas di Palestina pada 2007 silam, situasi di kedua negara hingga saat ini masih memanas.

Meski begitu, sepak bola Palestina tetap berkembang dan bahkan menempati peringkat ke-94 dari 215 negara, selain di jalur Gaza juga di wilayah seberang Israel, West Bank.

Kedua wilaya ini memiliki kompetisi masing-masing, di tengah masifnya konflik politis yang terjadi antarkedua negara.

Gaza Strip Premier League (Liga Primer Jalur Gaza) dan West Bank Premier League (Liga Primer Tepi Barat), keduanya berjalan beriringan di tengha konflik.

Hingga nantinya di akhir musim, juara masing-masing kompetisi tersebut akan bertanding di partai final Piala Palestina.

Di mana gelar juara tersebut tak hanya diperebutkan untuk status, melainkan tiket menuju Kualifikasi Liga Champions Asia.

Meskipun konflik politis antarkedua negara yang terjadi bukan tanpa dampak, pergerakan klub Palestina yang ingin menyebrang ke wilayah lain dibatasi.

Dampak ini pernah dirasakan kontestan Liga Primer Jalur Gaza, Khadamat Rafah saat akan bertanding melawan Markas Balata, kontestan Liga Primer Tepi Barat.

Baca Juga: Mengenal Dito Ariotedjo, Calon Menpora Baru yang Masih Berusia 32 Tahun

Final Piala Palestina pada 2019 yang saat itu kedua tim hanya berjarak 5 kilometer saja, laga ini sempat terhalang blokade tentara Israel.

Sementara pihak penghubung Israel dan Palestina tak memberi izin pemain Khadamat untuk bisa menembus wilayah Nabius, tepi barat Gaza.

Aksi terorisme disebut sebagai alasan tentara Israel tak memberi izin, hal ini membuat Palestina harus merelakan kesempatan bermain di Liga Champions Asia.

Buntut dari kejadian tersebut tak sampai di situ, Kepala Asosiasi FIFA Palestina, Jibril Rajaoub mengklaim Israel sengaja ingin melumpuhkan pemain dan seluruh olahraga negaranya.

Kontributor: Eko
×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Kapan pertandingan Piala Super Eropa 2025 akan digelar?

boladunia | 22:40 WIB

Bagi Rafael, kebiasaan ini terasa mengganggu.

boladunia | 22:16 WIB

Ronaldinho, yang bermain untuk Barcelona antara 2003 hingga 2008, memang fenomena.

boladunia | 21:14 WIB

Striker Uruguay, Darwin Nunez, resmi meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan raksasa Liga Pro Saudi, Al-Hilal,

boladunia | 19:35 WIB

Bayern Munich tampil superior dalam laga persahabatan internasional melawan Tottenham Hotspur, Jumat (8/8/2025) dini hari WIB.

boladunia | 21:20 WIB

Legenda sepak bola Belanda, Ronald Koeman, akan menerima Eredivisie Oeuvre Award

boladunia | 22:45 WIB

Rekan Kevin Diks di Gladbach itu secara tegas menyatakan hanya ingin bergabung dengan Ajax Amsterdam.

boladunia | 22:34 WIB

Fortuna Sittard buat gebrakan jelang kick off Eredivisie 2025.

boladunia | 22:30 WIB

Jamory L., pelatih asal Belanda berusia 44 tahun, ditahan oleh otoritas di Siprus atas dugaan kasus pelecehan seksual

boladunia | 22:24 WIB

Dunia sepak bola berduka atas kepergian Jorge Costa, direktur sepak bola dan mantan kapten legendaris FC Porto, yang meninggal dunia

boladunia | 11:07 WIB