Saddil Ramdani pemain Sabah FC (@saddilramdanii)
Bolatimes.com - Juara Liga 1 2024/2025 beberapa waktu lalu resmi merekrut pemain Timnas Indonesia, Saddil Ramdani.
Pengumuman Saddil Ramdani tersebut dilakukan manajemen Persib melalui videotron yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bandung, Rabu (11/6/2025) malam pukul 18.30 WIB.
Saddil Ramdani menjadi pemain anyar pertama yang direkrut oleh skuad Maung Bandung, untuk persiapan menghadapi musim 2025/2026.
Baca Juga: 5 Pemain Era 90-an yang Memiliki Gaya Rambut Norak: Ada Eks Inter Milan
Saddil akhirnya pulang ke tanah air setelah berkarier di Liga Malaysia bersama Sabah FC.
Lahir di sebuah kota kecil bernama Roha yang terletak di pesisir Selat Buton, Sulawesi Tenggara, Saddil Ramdani itu melewati perjuangan keras demi menjadi seorang pesepakbola profesional.
Saddil menunjukkan bakatnya sebagai talenta sepakbola potensial sejak masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar, di mana ia sudah sering melibatkan diri bermain dengan pemain-pemain yang usianya lebih tua darinya.
Baca Juga: Mengenal Pelatih Keturunan Indonesia yang Berkarier di Bundesliga hingga Premier League
Ibunda Saddil, Wa Ode Dai masih ingat betul bahwa anaknya itu kerap bermain sepak bola di wilayah Tampo, sebuah kelurahan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Saddil sempat ditawari untuk tinggal di wilayah Tampo, namun Wa Ode Dai melarangnya.
Wa Ode Dai melarang karena usai Saddil yang masih sangat kecil. Saddil pun menurut, setelah duduk di kelas 1 SMP Bonea, ia baru kembali aktif mengikuti kejuaraan.
Baca Juga: Jordi Amat Akhiri Masa Bakti di JDT, Bakal Gabung Persib atau Persija?
Pada 2012, ia mewakili sekolahnya mengikuti Liga Pendidikan Indonesia (LPI).
Pada 2013, Saddil kembali mewakili Kabupaten Muna untuk ikut LPI tingkat Kabupaten bersama SMP Waara.
Saddil pun berkesempatan mendapat panggilan dari Timnas Indonesia untuk ikut seleksi U-16 di Bandung.
Baca Juga: PSIM Tunjuk Eks Pelatih Pemain Keturunan Indonesia sebagai Nakhoda Anyar
Namun keberuntungan belum berpihak, Saddil tak mendapat rekomendasi dari tim pelatih di Muna.
Hal ini menurut Wa Ode Dai sangat membut sang anak terpukul. Tangis sang anak membuat Wa Ode Dai berusah mencari tahu alasan sang anak tak mendapat rekomendasi.
Wa Ode bahkan sampai sempat mendatangi Diknas Kabupaten Muna, namun mendapat jawaban yang tak memuaskan.
Situasi mengharukan pun tercipta di kondisi pahit itu. Wa Ode tak mau mengagalkan impian sang anak.
Ia berpesan kepada Saddil bahwa selama tubuhnya masih sehat, ia akan terus mendukung karier Saddil Ramdani.
Singkat cerita, pindahlah keluarga Saddil ke Kendari dan memulai kehidupan baru dengan meminjam uang koperasi untuk biaya hidup dan sekolah.
Di Kendari, Saddil kembali mendapat kesempatan emas untuk menerukan kariernya di sepak bola.
Saddil dipanggil untuk mengenyam pendidikan di Sekolah Sepakbola AJi Santoso Internasional Football Academy (ASIFA).
Semua tak lepas dari peran dua pelatihnya, Asrul dan Abdul Razak, yang dekat dengan pelatih Aji Santoso.
Namun kendala kembali datang, Saddil harus berangkat ke Malang namun sayangnya pihak keluarga tak memiliki uang.
Wa Ode Dai kembali tunjukkan kasih sayang besar seorang ibu. Ia rela meminjam uang Rp2,5 juta dari koperasi agar Saddil Ramdani bisa berangkat ke Malang.
Saddil pun akhirnya bergabung dengan ASIFA, dan ia hanya memerlukan waktu satu tahun untuk mendapat panggilan Timnas Indonesia.
Kini, Saddil pun menjelma menjadi pemain bintang.
Kontributor: M.Faqih