3 Hal Fatal yang Bikin Timnas Indonesia Batal Main di AFF U-23 2022

Semua ini berawal dari klub yang 'membiarkan' pemainnya liburan di Bali dan hasil PCR PT LIB yang tidak konsisten

Irwan Febri Rialdi | BolaTimes.com
Jum'at, 11 Februari 2022 | 11:28 WIB
Timnas Indonesia U-23. (Dok. PSSI)

Timnas Indonesia U-23. (Dok. PSSI)

Bolatimes.com - Sejumlah hal fatal yang membuat Timnas U-23 Indonesia batal main di Piala AFF 2022 akan dibahas di artikel ini. Tak berpartisipasinya Garuda Muda bisa dibilang adalah kesalahan dari federasi dan pengelolaan kompetisi Liga 1.

Beberapa pekan belakangan, klaster COVID-19 dari sepak bola meningkat. Sejumlah pemain dan pelatih serta ofisial tim bergantian terpapar corona.

Ini baru dampak nyata. Tetapi, ada sejumlah hal-hal fatal yang membuat Timnas U-23 gagal berangkat. Simak ulasan Bolatimes berikut ini:

1. Hasil PCR Liga 1 Tidak Konsisten

Hasil PCR yang diselenggarakan oleh PT LIB selaku operator kompetisi tak konsisten. Sejumlah klub dirugikan karena hasil yang berbeda-beda.

Baru-baru ini, Persela dirugikan dengan hasil tes berbeda. PT LIB mengumumkan 11 pemain dan ofisial Persela positif COVID-19. Padahal, sehari sebelumnya, beberapa di antara pemain Laskar Joko Tingkir tersebut negatif.

Hal senada juga dialami Persebaya saat akan jumpa Persipura. Lima pemain pilar mereka mesti didakwa positif COVID-19 dari hasil tes PCR PT LIB.

Padahal, via tes mandiri yang dilakukan Persebaya, pemain-pemain mereka negatif. Alhasil, Bajul Ijo yang dirugikan kalah 0-2.

2. Ngotot TC di Bali

Guna mempersingkat waktu, PSSI memilih agar para pemain Timnas U-23 TC di Bali. Sebab, pada seri 4 Liga 1, peserta kompetisi menjalani pertandingan di Bali.

Baca Juga: 5 Dampak Positif di Balik Mundurnya Indonesia dari Piala AFF U-23 2022

Sialnya, pilihan tersebut salah. Sebab, jelang persiapan saja, para pemain sudah banyak yang terpapar COVID-19. Andai saja ini bisa diantisipasi, bisa saja Timnas U-23 berangkat.

3. Sistem Bubble Tak Ketat Pemain Bisa Liburan

Gelaran kompetisi Liga 1 di Bali menggunakan sistem bubble yang tak ketat. Ini berdampak pada longgarnya aturan seperti diperbolehkannya para pemain untuk beraktivitas di luar lapangan.

Sejumlah fakta didapat saat para keluarga pemain datang berlibur ke Bali. Mereka juga longgar dalam aturan penerapan protokol kesehatan.

Kontributor: Kusuma Alan
×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Pekan pembuka BRI Super League 2025/26 menyajikan kejutan dari kiper Persik Kediri, Leo Navacchio, yang dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam laga melawan Bali United

bolaindonesia | 23:16 WIB

Kiper andalan PSM Makassar, Reza Arya Pratama, baru saja mengukir rekor pribadi yang membanggakan.

bolaindonesia | 22:05 WIB

Persib Bandung memulai perjalanan di BRI Super League 2025/26 dengan kemenangan meyakinkan 2-0 atas Semen Padang

bolaindonesia | 22:00 WIB

Polemik rumput JIS kembali mencuri perhatian penggemar sepak bola Indonesia, mempertanyakan mengapa stadion megah berbiaya Rp2 triliun ini terus bermasalah.

bolaindonesia | 12:18 WIB

Persita Tangerang memulai BRI Super League 2025/26 dengan kekalahan telak 0-4 dari Persija Jakarta di Jakarta International Stadium

bolaindonesia | 12:09 WIB

Persija Jakarta memulai petualangan di BRI Super League 2025/26 dengan kemenangan meyakinkan 4-0 atas Persita

bolaindonesia | 10:08 WIB

Persija Jakarta mengawali BRI Super League 2025/26 dengan kemenangan gemilang 4-0 atas Persita Tangerang

bolaindonesia | 01:21 WIB

Kodai Tanaka, striker asal Jepang, menjadi bintang kemenangan Laskar Sambernyawa dengan gol krusialnya, menandai debut impresif di sepak bola Indonesia.

bolaindonesia | 01:13 WIB

Saya yakin kami bisa menang, tapi banyak peluang gagal jadi gol, ujar pelatih asal Belanda itu.

bolaindonesia | 01:08 WIB

Persib Bandung memulai langkah mereka di BRI Super League 2025/26 dengan hasil gemilang.

bolaindonesia | 00:57 WIB