Cerita Suku Muslim Tertindas di Cina yang Unjuk Gigi di Piala Asia U-20 2023

Cerita perjuangan suku Uighur bisa tampil dan mendominasi tim sepak bola Cina.

Galih Prasetyo | BolaTimes.com
Selasa, 07 Maret 2023 | 12:07 WIB
Anak dari Suku Uighur Sedang Bermain Sepak Bola (Radio Free Asia)

Anak dari Suku Uighur Sedang Bermain Sepak Bola (Radio Free Asia)

Bolatimes.com - Ada yang menarik di komposisi pemain Cina yang dibawa pelatih Antonio Puche pada Piala Asia U-20 2023 Uzbekistan.

Dari 23 pemain yang dipanggil, pelatih asal Spanyol itu membawa serta 7 pemain yang berlatar belakang suku muslim Cina, suku Uighur.

Satu pemain Afrden Asqer bahkan ditunjuk oleh Puche sebagai kapten tim. Nyatanya kehadiran 7 pemain dari suku Uighur tidak hanya jadi pelengkap.

Baca Juga: Mutellip Iminqari Pesepak Bola Suku Uighur yang Bawa Cina Kalahkan Arab Saudi

Satu pemain, Mutellip Iminqari berhasil mencetak satu dari dua gol kemenangan Cina atas Arab Saudi pada laga kedua grup D Piala Asia U-20 2023.

Iminqari juga berasal dari assist dari pemain asal Uighur lainnya, Afrden Asqer. Aksi kapten Cina ini sebelum memberikan assist kepada Iminqari bahkan dianggap netizen seperti gaya Cristiano Ronaldo.

Baca Juga: Media Cina Unggulkan Vietnam Bakal Menang Lawan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, Ini Alasannya

Tidak hanya mencetak gol, Iminqari juga berperan pada gol kedua Cina yang dicetak oleh Xu Bin. Pada menit ke-72, umpan crossing Iminqari sukses dikonversi menjadi gol oleh Xu Bin.

Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi membuka harapan tim Negeri Tirai Bambu untuk bisa lolos ke babak perempat final. Di partai pertama, Cina harus mengakui keunggulan Jepang.

Sepak Bola dan Suku Uighur

Baca Juga: Sebelum Jalani Sumpah WNI, Kebucinan Sandy Walsh Jadi Sorotan Netizen

Sepak bola menjadi jalan lain dan harapan bagi sejumlah orang yang terlahir ‘berbeda’. Laporan dari Nathan A Thompson di nytimes.com pada 30 Juli 2017 lalu mengungkap meski para etnis Rohingya mengalami masa suram dalam hidupnya namun sepak bola membuat hidup mereka lebih berarti.

Sepakbola memberi harap dan kekuataan untuk mereka menjalani hidup. “Saat bermain sepakbola, kesedihan dan kemarahan seakan menghilang,” kata Ismail salah satu pengungsi Rohingya yang kini menerap di kamp Bangladesh.

Hal serupa juga dilakukan oleh etnis Uighur, etnis yang tinggal di Xinjiang, Cina dan sudah berpuluh-puluh tahun mendapat aksi diskriminasi dari pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut.

Baca Juga: Brunai Mundur, Indonesia Hadapi Cina & Australia di Kualifikasi Piala Asia

Beberapa waktu lalu, aksi solidaritas ramai dilakukan kepada etnis ini karena tindakan diskriminatif pemerintah Cina lantaran agama Islam yang dianut orang Uighur.

Terlepas apakah benar aksi diskriminatif pemerintah China didasari oleh agama yang dianut orang Uighur, namun faktanya praktek diskriminatif memang terjadi di Xinjiang.

Pesepak bola asal Suku Uighur,  Erfan Hezim (Twitter)
Pesepak bola asal Suku Uighur, Erfan Hezim (Twitter)

Pada April 2018 lalu, salah satu pesepak bola terbaik dari etnis Uighur, Erfan Hezim mendadak ditangkap oleh pemerintah Cina usai ia melakukan perjalanan ke luar negeri.

Dari laporan rfa.org, Erfan yang memiliki nama Ciina, Ye Erfan ialah satu dari jutaan orang Uyghur yang dikirim ke kamp-kamp ‘pendidikan ulang’ pemerintah China.

Publik dunia saat itu tak mengetahui kabar miris ini, pasalnya pemerintah China menangkap Erfan di tengah mata publik dunia tengah fokus menyaksikan laga Piala Dunia 2018.

Awalnya Erfan yang memiliki kontrak profesional selama 5 tahun dengan klub Liga Super China, Jiangsu Suning FC tak diketahui keberadaannya usai mendarat ke China usai melakoni tur sepak bola bersama klunya di dua negara, Spanyol dan Uni Emirates Arab.

Belakangan baru pemerintah Ciina mengatakan ke publik bahwa Erfan memang dikirim ke kamp ‘pendidikan ulang’.

Organisasi pemain profesional, FIFPro yang berpusat di Belanda sampai harus mengirim surat ke pemerintah China terkait keberdaan Erfan.  Surat tersebut cukup lama dibalas oleh pemerintah Cina, dan baru Juni 2018 dibalas dengan isi yang menyebutkan Erfan berada di wilayah Jiaochu.

“FIFPro menyerukan pembebasan segera Erfan Hezim dari kamp dan segera dipersatukan kembali dengan keluarganya” tulis rilis resmi FIFPro.

Sebagai informasi, Cina sendiri bukan negara yang pemainnya masuk dalam anggota FIFPro, status Cina di FIFPro hanyalah ‘pengamat’.

Salah seorang mahasiwa hukum asal Cina, Shawn Zhang berhasil menggunakan citra satelit untuk memberikan gambaran visual kamp yang jadi tempat penahanan untuk Erfan dan jutaan orang Uyghur lainnya.

Menurut sumber lokal Uighur, Erfan dianggap bersalah karena mengunjungi negara-negara asing tanpa persetujuan pemerintah pusat, meski alasannya ialah untuk kepentingan profesinal sepak bola, bagi orang Uyghur hal tersebut ialah pelanggaran hukum.

Masih bersumber pada laporan rfa.org, kabarnya selama berada di kamp ‘pendidikan ulang’ tersebut Erfan dan orang Uighur lainnya diadali tanpa sistem pengadilan yang sah, mereka juga dipaksa untuk mengubah keyakinan mereka dan berjanji setia kepada Partai Komunis Cina.

Sejumlah pengamat HAM Internasional sudah menyerukan agar pemerintah Cina mau mengakui bahwa memang terdapat banyak kamp konsentrasi yang mereka dirikan untuk mendidik ulang orang Uighur.

Maya Wang dari Humat Rights Watch seperti dinukil dari The Guardian menyebutkan bahwa lebih dari 1 juta orang Uighur harus masuk ke dalam kamp-kamp tersebut akibat kesalahan yang tidak masuk akal.

Senator Amerika Serikat, Marco Rubio juga sempat mengatakan ke publik bahwa tindakan pemerintah China kepada orang Uighur merupakan penahan massal terbesar dari kaum minoritas di abad ini. Pemerintah Cina sendiri memilih untuk bungkam dengan adanya tuduhan kamp-kamp khusus orang Uighur.

Anak Suku Uighur Belajar Sepak Bola

Meski aksi penangkapan dan penahanan dirasakan oleh banyak orang Uighur tak terkecuali pesepak bola mereka hal tersebut tak menyurutkan anak-anak muda Uighur untuk tetap meniti karier di lapangan hijau.

Laporan Bianca Silva dari majalah Time menyebutkan bahwa sepak bola ialah sesuatu yang lain bagi orang Uighur untuk tetap bertahan hidup dan menunjukkan eksistensi mereka sebagai kaum minoritas dan terdiskriminasi.

Di daerah Meizhou, Barat Laut Xinjiang, terdapat sebuah sekolah sepak bola (SSB) yang diisi oleh anak-anak Uighur.

Di tempat tersebut, tiap sorenya anak-anak Uighur berlatih keras untuk menjadi pemain sepakbola profesional. Bahkan salah seorang anak dari SSB ini, Muradil menyebut bahwa cita-citanya ialah bisa pergi ke luar negeri dan menjadi bintang seperti idolanya, Lionel Messi.

Yang menarik, SSB ini mendapat sokongan dari kaum milineal Cina yang bersimpatik dengan orang Uighur. Sejumlah program bantuan digagas oleh sejumlah mahasiwa Cina untuk menyokong aktifitas para anak Uighur bermain bola.

Yuyang Liu seorang fotografer dan juga bagian dari program SSB ini menyebutkan bahwa saat ini banyak pemuda Cina yan melihat sisi lain dari orang Uighur, praktek diskriminasi yang didapat etnis ini harus dikikis bukan dari pemerintah tapi dari orang-orang Cina itu sendiri, salah satunya dengan program tersebut.

“Saya pikir program ini sangat penting untuk anak-anak Uighur yang pada 2009 menjadi korban kekerasan. Hal ini untuk mengikis jurang antara orang Uighur dengan kami,” kata Liu.

Program yang coba didorong ke SSB ini sendiri mendapat respon cukup positif dari orang-orang tua Uighur.

Memet Zunun seperti dikutip dari chinafile.com mengatakan bahwa sepak bola memang jadi ‘pelarian’ bagi anak muda Uyghur dari tekanan dan aksi diskriminasi.

Zunun mengatakan bahwa sebelum terjadi revolusi Komunis di China, orang Uyghur tiap sholat Jumat di sore hari akan berbondong-bondong datang ke tanah lapangan untuk mengadakan pertandingan sepakbola.

Bola yang digunakan kata Zunun berasal dari kulit domba yang mereka jahit sendiri, pertandingan selesai sebelum adzan Magrib berkumandang.

Di daerah lain Xinjiang, tepatnya di Kizilsu, komunitas Uighur di tempat tersebut berhasil menjadikan sepak bola sebagai bagian dari muatan lokal pendidikan di sekolah dasar kota tersebut.

Pelatih sepak bola di sekolah tersebut, Nasrulla Mijit mengatakan bahwa 9 anak asuhnya saat ini tengah mengikuti program akademi di salah satu klub besar Liga Super China, Guangzhou Evergrande.

Bahkan satu anak dari sekolah ini, Imran pernah menghabiskan waktu selama 1 bulan untuk mengikuti pelatih di Italia bersama klub Juventus. Imran diberangkatkan oleh klub Guangzhou Evergrande.

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Tiga negara yang memastikan diri lolos ke babak final Euro 2024, yakni Georgia, Ukraina, dan Polandia akan terbang ke Jerman, yang menjadi tuan rumah Euro 2024.

boladunia | 15:18 WIB

Pertandingan Vietnam vs Indonesia akan berlangsung di Stadion My Dinh, Hanoi pada Selasa, (26/3/2024) pukul 19.00 WIB.

boladunia | 20:26 WIB

Deretan laga besar akan tersaji dalam Euro 2024 yang tak lama lagi akan digelar di Benua Biru. Jelang pertarungan bergengsi antar-negara di Eropa ini, ada sejumlah fakta menarik yang layak untuk dikupas.

boladunia | 09:15 WIB

Barcelona terjepit. Klub Catalan itu sudah disebut miskin oleh pemain incarannya. Pengaturan transfer menjadi lebih lancar ketika klub memiliki sumber daya finansial yang pas-pasan.

boladunia | 22:17 WIB

Liverpool memiliki kesempatan besar dalam mencari pengganti Juergen Klopp yang akan segera meninggalkan klub.Xabi Alonso, yang saat itu menjadi pelatih Bayer Leverkusen, pernah menjadi pilihan utama Liverpool.

boladunia | 21:58 WIB

Hasil undian untuk semifinal Piala FA diumumkan sekitar dua puluh lima menit setelah pertandingan Man United vs Liverpool di Old Trafford berakhir pada hari Minggu, tanggal 17 Maret 2024.

boladunia | 20:52 WIB

Striker AC Milan, Olivier Giroud dikabarkan akan merapat ke klub sepakbola asal Amerika Serikat. Saat ini disebutkan jika sang pemain sedang dalam tahap pembicaraan dengan LAFC di Amerika Serikat.

boladunia | 00:05 WIB

Di pertandingan melawan Hellas Verona pada pekan ke-29 Liga Italia, Pulisic mencetak gol penting yang mencatat sejarah bagi klub.

boladunia | 15:00 WIB

Gelaran drawing Europa Conference League 2023/2024 dilakukan di Nyon, Swiss pada Jumat, 15 Maret 2024. Dalam undian ada empat laga akan digelar pada delapan besar.

boladunia | 21:19 WIB

Detik-detik menegangkan terjadi ketika VAR melakukan tinjauan intensif untuk memastikan keabsahan gol tersebut, menciptakan ketegangan dan euforia di seluruh stadion.

boladunia | 07:00 WIB

Dalam pertandingan tersebut, Simone Inzaghi's squad mencetak gol melalui kontribusi Mateo Darmian, Lautaro Martinez, Federico Dimarco, dan Davide Frattesi, mengumpulkan total 69 poin, unggul 12 poin dari Juventus yang menempati posisi kedua dengan 57

boladunia | 06:15 WIB

Pertandingan tandang Al Nassr melawan Al Shabab pada pekan ke-21 Liga Pro Arab Saudi, Senin (26/2/2024) dini hari WIB, berlangsung di Prince Faisal bin Fahd Stadium.

boladunia | 11:33 WIB

Suporter fanatik Timnas Indonesia, Katon, dikabarkan telah meninggal dunia karena sakit yang dideritanya.

boladunia | 21:35 WIB

Babak 16 besar Liga Europa menunjukkan bahwa AC Milan berpeluang menghadapi Liverpool. AC Milan dan Liverpool bertemu di babak final Liga Europa, bukan di fase awal eliminasi.

boladunia | 11:02 WIB

Di era di mana penilaian terhadap pemain semakin berkutat pada statistik serangan mereka, mengutip rangkuman transfermarkt-com, ada 20 puluh pemain papan atas di Eropa yang berhasil mencatatkan angka dua digit dalam mencetak gol dan memberikan assist

boladunia | 10:17 WIB

Laga Al-Nasr vs Al-Hilal berlangsung di Kingdom Arena, pada Jumat, (9/2/2024). Tim dengan jersey warna kuning dominan itu harus mengakui keunggulan Al-Hilal dengan skor 2-0.

boladunia | 08:25 WIB

Partai final Piala Asia 2023, laga antara Qatar vs Yordania berlangsung di Stadion Lusail, pada Sabtu, (10/2/2024) malam WIB.

boladunia | 08:13 WIB

Laga final Piala Asia 2023 antara Yordania menantang tim tuan rumah Qatar bakal berlangsung di Stadion Lusail, pada Sabtu (10/2/2024) pukul 22.00 WIB.

boladunia | 13:21 WIB
Tampilkan lebih banyak