Ini Sosok Berjasa yang Bawa Richard Mainaky Lepas dari Debt Collector

Richard Mainaky memiliki pribadi pekerja keras dan disiplin.

Galih Priatmojo | BolaTimes.com
Sabtu, 16 Februari 2019 | 07:00 WIB
Kepala Pelatih Ganda Campuran Pelatnas PBSI yang melahirkan pasangan hebat Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, Richard Mainaky. [Humas PBSI]

Kepala Pelatih Ganda Campuran Pelatnas PBSI yang melahirkan pasangan hebat Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, Richard Mainaky. [Humas PBSI]

Bolatimes.com - Julukan legenda tampaknya bukanlah sesuatu yang berlebihan disematkan pada sosok Christian Hadinata. Peraih The Badminton Hall of Fame tersebut tak hanya jago sebagai pemain tapi juga piawai saat jadi pelatih. Lewat tangan dinginnya pula Richard Mainaky dipolesnya jadi sosok pelatih nan disegani.

Tak hanya memberikan ilmu, pria kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah, 11 Desember 1949 itu diketahui juga berjasa membuat Richard keluar dari pekerjaan sebagai debt collector.

Kisah 'kepahlawanan' Christian Hadinata terjadi pada tahun 1996.

Koh Chris—sapaan akrab Christian—yang saat itu menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Pembinaan PBSI mengajak Richard yang kala itu sudah memutuskan pensiun pada 1994 untuk menjadi pelatih di Pelatnas PBSI.

"Waktu itu saya telepon dia. Chad, mau tidak ke Cipayung, jadi pelatih. Saya bilang ke dia untuk memikirkan ajakan saya dua tiga hari. Waktu itu saya tidak tahu pekerjaan dia (debt collector), selain pelatih di PB Tangkas," ujar Christian Hadinata saat ditemui di kawasan TVRI, Senayan, Jakarta, kemarin.

Legenda hidup bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata, ditemui usai menghadiri konferensi pers Djarum Superliga 2019 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (31/1/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]
Legenda hidup bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata, ditemui usai menghadiri konferensi pers Djarum Superliga 2019 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (31/1/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]

Koh Chris mengajak Richard untuk berjuang bersama-sama di Pelatnas, karena menilai mantan anak didiknya itu memiliki pribadi yang disiplin dan keras.

Karakter itu dinilainya cocok untuk mengarsiteki sektor ganda campuran yang kala itu tengah terpuruk.

"Saya merekrut Richard karena dia saya nilai punya potensi dan tekad. Jujur saja sektor ganda campuran saat itu memang levelnya para pemain buangan," ujar Christian.

Bak gayung bersambut, dua hari kemudian, Richard akhirnya balik menelepon Christian Hadinata.

Pria kelahiran Ternate, Maluku itu menegaskan jika dirinya siap menggembleng sektor ganda campuran Indonesia.

Baca Juga: Komentar Pedas Krishna Murti Usai Tim Satgas Geledah Rumah Joko Driyono

"Ya dua harian dia telepon balik saya. Saya bilang kan sebelumnya, menurut saya ini tantangan buat kamu (Richard). Kalau kamu berhasil, itu akan luar biasa. Pamor ganda campuran itu bisa naik," papar peraih dua medali emas Kejuaraan Dunia 1980.

Ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir (kanan) dan Tontowi Ahmad berusaha mengembalikan kok ke ganda campuran Malaysia Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying saat pertandingan semifinal Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1/2019). Owi/Butet lolos ke final setelah menang dengan skor 22-20 dan 21-11. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merupakan salah satu pasangan ganda campuran terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Keberhasilan mereka mengukir prestasi tak lepas dari tangan dingin sang pelatih, Richard Mainaky.[Antara/Hafidz Mubarak A]

Sejak resmi melatih Pelatnas PBSI pada 1996, tuah dari tangan dingin Richard Mainaky langsung terlihat.

Berselang empat tahun, yakni pada Olimpiade 2000 Sydney, sektor ganda campuran Indonesia sukses meraih medali perak memalui duet Tri Kusharjanto/Minarti Timur.

Sejak saat itu, racikan dari tangan mantan debt collector itu terus memberikan hasil memuaskan bagi Indonesia.

Sektor ganda campuran yang pada awalnya dipandang sebelah mata, mampu dibuat bangkit oleh seorang Richard Mainaky.

Sejak era Tri/Minarti berakhir, pasangan ganda campuran hebat terus bermunculan dari tangan Richard Mainaky.

Sebut saja Nova Widianto/Liliyana Natsir yang meraih medali perak Olimpiade 2008 Beijing, serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang sukses meraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

×
Zoomed
Berita Terkait TERKINI

Perubahan aturan di olahraga padel tengah disuarakan oleh para pemain.

arena | 18:33 WIB

Tapi kamu jangan ngaku anak Padel, kalau belum tahu kosakata unik dalam Padel.

arena | 14:49 WIB

Olagraga padel kini dimainkan oleh lebih dari 25 juta orang di lebih dari 90 negara.

arena | 13:51 WIB

Seorang petarung MMA asal Rusia, Anastasia Luchkina (24 tahun), memicu kemarahan publik setelah memberikan vape kepada seekor orangutan

arena | 19:36 WIB

Jin Sasaki mengalami kehilangan ingatan enam minggu terakhir usai kalah KO dalam laga perebutan gelar juara dunia WBO kelas welter

arena | 13:01 WIB

Suara.com merayakan ulang tahun (HUT) ke-11 yang jatuh tepat pada tanggal 11 Maret 2025

arena | 16:09 WIB

Sosok yang juga Manajer Timnas Putri Indonesia itu terpilih secara aklamasi dalam Konges Biasa di Hotel Megaland, Solo, Minggu (22/12/2024).

arena | 14:06 WIB

CORE Indonesia meluncurkan laporan terbaru, Brief Report CORE Economic Outlook 2025, yang mengulas tekanan ekonomi global dan kebijakan domestik yang memengaruhi kelas menengah Indonesia.

arena | 14:21 WIB

Workshop kolaborasi Suara.com dan UAJY di 3 kota sukses digelar dengan diikuti 150 lebih digital creator

arena | 17:26 WIB

Al Farisi Baseball Softball National Championship III Jadi Ajang Pencarain Bakat Usia Muda. Kejuaraan ini digelar di Lapangan Softball Lodaya dan Lapangan Baseball Arcamanik, Kota Bandung dari tanggal 14 hingga 26 Oktober 2024.

arena | 00:22 WIB