Keterlaluan, Media Vietnam Sebut Dua Stadion di Yogyakarta Tak Layak Gelar Piala AFF U-16 2022
Media Vietnam memberikan tudingan yang miring soal venue Piala AFF U-16. Memang sudah pernah ke Yogyakarta?
Koreo suporter PSS Sleman, Slemania, untuk Persipura Jayapura di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis (19/9/2019). (Suara.com/Irwan Febri Rialdi)
Bolatimes.com - Media Vietnam mengkritik dua stadion yang akan menjadi venue pertandingan Piala AFF U-16 2022, dengan menyebut tidak layak karena punya kualitas yang buruk.
PSSI telah memindahkan venue Piala AFF U-16 2022 dari Bekasi dan Jakarta ke Yogyakarta. Ada dua stadion yang bakal dipakai, yaitu Stadion Maguwoharjo dan Stadion Sultan Agung.
Media Vietnam kemudian menyebut fasilitas stadion tersebut sangat buruk. Hal itu dilakukan karena kendala dana, sebab AFF tidak ikut membiayai operasional pertandingan.
"Piala AFF U-16 2022 kemungkinan besar digelar di stadion berkualitas buruk karena negara tuan rumah Indonesia tidak memiliki cukup dana," lapor The Thao247 dinukil pada Jumat (15/7/2022).
"Dari segi kapastias, Maguwoharjo dan Sultan Agung sama-sama punya standar penonton lebih dari 30 ribu kursi. Namun fasilitas dan peralatan di sini telah rusah parah," sambung laporan tersebut.
Apalagi di Stadion Sultan Agung disebutkan tribun penonton telah rusak karena vandalisme dan dindingnya disemprot cat.
Baca Juga: Resmi! Laos Jadi Tuan Rumah SEA Games 2031, Filipina 2033
Di sisi lain, bukan tanpa alasan PSSI memindahkan venue dari Bekasi dan Jakarta ke Yogyakarta. Alasannya adalah dana.
"Terkait pembiayaan, AFF tidak memberikan dana untuk ajang ini dan dilimpahkan langsung kepada host. Sehingga kami akan kewalahan apabila [ajang] youth saja dilaksanakan di Madya dan Bekasi," kata Yunus Nusi saat dihubungi Suara.com, Rabu (13/7/2022).
Adapun Piala AFF U-16 2022 berlangsung pada 31 Juli - 12 Agustus mendatang. Timnas Indonesia U-16 berada di Grup A bersama Vietnam, Singapura, dan Filipina.
Baca Juga: Rahmad Darmawan Puji Setinggi Langit Pelatih dan Pemain Asing Persija Jakarta
Sementara Grup B ada Thailand, Timor Leste, Laos, dan Brunei Darussalam. Sedangkan Grup C diisi oleh Malaysia, Australia, Myanmar, serta Kamboja.
- Share link:
Tom Haye, masih bersabar menunggu tawaran konkret dari klub baru usai kontraknya berakhir bersama Almere City
Pemain berdarah Indonesia-Belanda itu resmi bergabung dalam skuad Garuda Pertiwi jelang Kualifikasi Piala Asia Putri 2025.
Posisi Asisten pelatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia sepertinya masih belum aman.
Kondisi Nathan Tjoe-A-On yang tanpa klub jadi sorotan sejumlah media di Korea.
Media itu menyebut Indonesia sebagai negara dengan skuad termahal di Asia Tenggara, bahkan menyaingi pasar nilai skuad milik negara-negara top Asia
Media asing menyoroti perihal kondisi enam pemain naturalisasi Timnas Indonesia yang saat ini berstatus nganggur alias tanpa klub.
Eks striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, kini resmi menjabat sebagai Direktur Teknik PSPS Pekanbaru
Persija Jakarta dan Bhayangkara FC menjadi penyumbang pemain terbanyak di Indonesia All Star
Persik Kediri resmi mengumumkan Ong Kim Swee sebagai pelatih kepala baru
Langkah Persija Jakarta menunjuk Maman Abdurrahman sebagai pelatih Persija Youth Development memunculkan beragam reaksi dari publik sepak bola nasional
Benjamin van Leer merupakan kiper keturunan Indonesia yang sempat bermain di Roda JC dan tim muda PSV hingga Ajax.
Induk sepak bola dunia, FIFA hingga Selasa (17/6) malam WIB merilis daftar klub Liga Indonesia yang terkena registration ban.
Juara Liga 1 2024/2025 beberapa waktu lalu resmi merekrut pemain Timnas Indonesia, Saddil Ramdani.
Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat mengakhiri masa baktinya bersama klub Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT) pada Selasa (17/6).
PSIM Yogyakarta di akun Instagram miliknya memperkenalkan pelatih Belanda, Jean-Paul van Gastel sebagai nakhoda baru untuk Liga 1 2025/2026.
Inilah daftar 30 pemain yang dipanggil untuk persiapan Piala AFF U-23 2025
Imran Nahumarury buka suara perihal gosip-gosip sumbang terkait pemecatan dirinya sebagai pelatih Malu United.
Tak semua pemain keturunan Indonesia yang berkarier di Eropa alami karier yang bagus.
Jika Negara Ini Tak Hancur, Mereka Pasti Jadi Kandidat Kuat Juara Piala Dunia
